Kulon Progo (Antara Jogja) - Gula kelapa yang dihasilkan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menerima Sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan Indikasi Geografis menurut PP Nomor 51 Tahun 2007 adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang.
"Faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan," kata Bambang.
Ia mengatakan perlindungan hak indikasi geografis itu diberikan selama karakteristik khas dan kualitas yang menjadi dasar bagi perlindungan atas indikasi geografis tersebut masih ada.
Pengembangan gula kelapa melibatkan sebagian besar warga Kulon Progo, terutama di daerah Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Sentolo sebagai wilayah aktif, dan sudah dapat menerapkan standar produksi sesuai persyaratan indikasi geografis.
Ke depan, tanaman kelapa akan dikembangkan di kecamatan lain yaitu Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Pengasih, dan Lendah.
Dia mengatakan gula kelapa Kulon Progo menghasilkan beberapa jenis produk di antaranya gula Jawa dan gula semut.
"Produksi gula kelapa Kulon Progo sudah dipasarkan tidak saja untuk pasar dalam negeri, tetapi sudah merambah pasar luar negeri seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa," katanya.
Bambang mengatakan kelebihan gula kelapa Kulon Progo yakni merupakan produk khas dan berkualitas yang dihasilkan dari nira yang diambil dua kali sehari, memiliki kekhasan yang berbeda dari produk sejenis yang dihasilkan daerah lain.
Selain itu, memiliki kekhasan dan kualitas yang sangat baik, karena sudah memiliki "standard operational prosedure (SOP)" yang ditaati sepenuhnya dalam proses produksi, sertifikasi organik, dan uji mutu produk melalui tim pengawas mutu.
"Gula kelapa Kulon Progo juga memiliki kekhasan dan kualitas yang sangat baik, karena alasan historis, dimana telah dikembangkan secara turun temurun untuk gula jawa, sedangkan gula semut dikembangkan sejak 1983," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Rejo Semut Ireng gelar Festival Kesenian Prabowo-Gibran di Gunungkidul
Jumat, 2 Februari 2024 23:01 Wib
Butuh waktu tiga hari Tohpati garap orkestra God Bless
Kamis, 22 Juni 2023 6:55 Wib
Unsoed bantu petani ekspor gula semut
Jumat, 27 Januari 2023 6:49 Wib
Hilangkan stres, Dikta sering mancing semut
Senin, 23 Januari 2023 5:21 Wib
Produk gula semut Kulon Progo memperoleh sertifikat CSQA dari Italia
Kamis, 17 November 2022 22:20 Wib
Kucuran kredit BRI membuat pengrajin gula semut tetap eksis
Senin, 16 November 2020 16:57 Wib
DPRD Kulon Progo mendukung petani berdayakan gula nira
Rabu, 13 Mei 2020 12:10 Wib
Semut jangkrik dan kecoa jadi cemilan seperti keripik
Kamis, 3 Oktober 2019 16:16 Wib