Kirab pusaka Ki Wonolelo meriah meski hujan

id kirab pusaka ki wonolelo

Kirab pusaka Ki Wonolelo meriah meski hujan

Kirab pusaka Ki Ageng Wonolelo (Foto youtube.com)

Sleman (Antara Jogja) - Ribuan warga Dusun Pondok Wonolelo Widodomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, Jumat sore, antusias mengikuti prosesi Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo meskipun beberapa kali hujan deras turun mengguyur wilayah setempat.

Warga sejak siang hari selepas Shalat Jumat mulai datang dan memadati jalan rute Kirab Pusaka yang merupakan tradisi turun temurun yang digelar tiap tahun bertepatan dengan hari Jumat Legi bulan Sapar.

Kirab budaya diawali dari Balai Desa Widodomartani menuju Makam Ki Ageng Wonolelo Ngemplak Sleman mulai pukul 14.00 WIB.

"Pada prosesi Kirab Pusaka ditampilkan semua pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo, diantaranya kitab Suci Al Qur�an, Baju Onto Kusuma, Kopyah, Bongkahan Mustoko Masjid dan tongkat," kata Kepala Seksi Publikasi dan Informasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Wasita.

Kirab Pusaka diikuti Bregada Ganggeng Samodra, Bregada Muspika Kecamatan Ngemplak, Putri Bhayangkari, Putri Domas, para santri dan alim ulama, gunungan apem, sesaji, Bregada Ki Ageng Wonolelo, Bregada Ungel-ungelan.

Selesai prosesi kirab pusaka dilanjutkan dengan penyebaran apem seberat satu ton di makam Ki Ageng Wonolelo.

Penyebaran apem ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas karunia Tuhan YME yang berupa rizqi, kesehatan, keselamatan dan ketenteraman.

Apem yang disebarkan sebagai simbolisme sedekah untuk diperebutkan para pengunjung yang dianggap dapat mendatangkan keberkahan hidup.

Ia mengatakan, maksud dan tujuan diselenggarakannya upacara adat Saparan dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo adalah untuk mendukung DIY dan khususnya Sleman sebagai daerah tujuan wisata.

"Selain itu juga mengajak generasi muda untuk menggali dan lebih memahami nilai-nilai seni budaya yang adiluhung dan memberikan wahana bagi pertumbuhan kesenian rakyat serta menumbuhkan rasa handarbeni dan kecintaan terhadap seni budaya bangsa sendiri," katanya.

Kegiatan ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku ekonomi selama aktivitas kegiatan berlangsung.

Ki Ageng Wonolelo memiliki nama asli Jumadi Geno merupakan seorang keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus sebagai tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram.

Ia bermukim di Dusun Pondok Wonolelo, memiliki ilmu kebatinan yang tinggi pada masa itu. Karena memiliki ilmu yang linuwih,(melebihi) ia pernah diutus oleh Raja Mataram ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkang terhadap Mataram.

Ia pun berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya.

Nama Ki Ageng Wonolelo atau Jumadi Geno semakin tersohor dari waktu ke waktu sehingga semakin banyak orang yang berdatangan untuk berguru dengannya.

Sebagai seorang panutan yang memiliki ilmu tinggi ia banyak mewariskan berbagai peninggalan yang berupa tapak tilas dan pusaka atau jimat dan benda keramat lainnya.

Pusaka dan berbagai benda keramat peninggalan Ki Ageng Wonolelo inilah yang kemudian dikirabkan setiap bulan Sapar (bulan kedua kalender Islam-Syafar) pada setiap tahunnya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024