Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkendala buku ajar sekolah menengah pertama yang belum semua terdistribusikan dalam menerapkan Kurikulum 2013.
"Untuk buku saya tidak tahu apa kendalanya karena itu yang mengadakan pusat, baik itu buku pegangan siswa ataupun guru SMP masih belum semua sekolah menerima, kalau buku sekolah dasar (SD) sudah semuanya," Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul Totok Sudarto di Bantul, Selasa.
Hingga saat ini, katanya, pelaksanaan Kurikulum 2013 terkendala persoalan buku ajar SMP yang belum 100 persen terdistribusikan, karena masih ada sekitar 45 persen dari total 89 SMP di Bantul yang belum menerima buku tersebut.
"Ada juga sekolah tertentu yang menerima buku namun dalam jumlah eksemplar yang masih kurang. Dan untuk mengatasi permasalahan buku tersebut, kami sudah mengirimkan `soft copy` ke sejumlah sekolah untuk dijadikan rujukan," katanya.
Dia mengatakan untuk mengatasi kebingungan guru terhadap penerapan Kurikulum 2013, sebenarnya pemerintah telah mengupayakan pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bimbingan teknis (bimtek), dan sejauh ini pelatihan yang diberikan juga sudah memadai.
Ia mengatakan sesuai arahan pemerintah pusat, Kurikulum 2013 tidak akan direvisi, hanya saja akan dibentuk tim untuk melakukan evaluasi penerapan kurikulum tersebut, di antaranya evaluasi soal pelajaran, dan buku.
Disinggung mengenai kemungkinan memunculkan peluang nilai dikarang dalam Kurikulum 2013 itu, pihaknya membatah hal tersebut, karena penilaian harus dilakukan dengan `autentic assesment` baik untuk aspek kognitif maupun afektif.
"Memang untuk kurikulum ini penilaiannya memakai kata-kata deskriptif sehingga guru harus kerja keras," kata Totok Sudarto.
Salah satu guru di SD Muhammadiyah Panggang, Bambanglipuro, Bantul, Zahrowi, mengakui saat ini guru belum menguasai Kurikulum 2013.
Untuk membahas tema pelajaran, katanya, guru terkadang merasa kebingungan, belum lagi saat akan memberikan penilaian deskriptif yang juga tidak kalah membingungkan.
"Jadinya memang ada peluang untuk mengarang nilai, karena kan kurikulum ini belum ada tempat untuk merujuk, kami kebingungan," katanya.
Oleh karena itu, ia mengaku mendukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi dan meninjau kembali materi Kurikulum 2013 agar tidak muncul keragu-raguan di kalangan guru.
KR-HRI
Berita Lainnya
DPRD Kulon Progo usulkan isu strategis Pokok-pokok Pikiran DPRD 2023
Jumat, 14 Januari 2022 15:23 Wib
Amar Bank kantongi sertifikasi ISO 27001:2013
Rabu, 23 Juni 2021 23:29 Wib
Pertama kali sejak 2013 Shinzo Abe kunjungi Kuil Yasukuni
Sabtu, 19 September 2020 19:25 Wib
Fiat Chrysler menarik 300.000 mobil karena risiko terguling
Sabtu, 20 April 2019 20:20 Wib
Disdikpora memberikan diklat 250 guru tentang Kurikulum 2013
Sabtu, 9 Februari 2019 19:36 Wib
Peringatan Hari Nusantara 2013
Jumat, 13 Desember 2013 15:16 Wib
Repertoar Aji Ning Bumi
Minggu, 24 November 2013 10:44 Wib
Ngayogjazz 2013
Sabtu, 16 November 2013 19:51 Wib