Petani minta bantuan peralatan pendukung klinik pertanian

id petani

Petani minta bantuan peralatan pendukung klinik pertanian

ilustrasi (Foto ANTARA/Sidik)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Petani Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah kabupaten setempat membantu peralatan pendukung klinik pertanian.

Ketua Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Nanggulan Jemingin di Kulon Progo, Rabu, mengatakan klinik pertanian yang bernama Klinik Prima sebenarnya sudah ada namun peralatannya kurang lengkap.

"Klinik ini dibangun untuk memperkuat kelembagaan PHT dan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan petani atau petugas untuk identifikasi penyakit tanaman," kata Jemingin.

Ia mengatakan Klinik Prima masih kekurangan peralatan sehingga klinik belum optimal membantu petani dalam memberantas hama pertanian dan meningkatkan produksi padi.

"Klinik Prima masih seadanya. Kedepan, apabila pemerintah memberikan bantuan gendung dan peralatan lengkap maka akan mampu mendorong produksi padi di Nanggulan," katanya.

Ia meminta pemkab membuat peraturan yang melindungi burung hantu karena burung hantu adalah pemangsa alami bagi tikus sawah.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemkab akan membantu memperbaiki bangunan Klinik Prima meski tidak mewah, yang penting bersih dan baik.

Namun demikian, ia mengatakan pemkab tidak bisa menganggarkanya melalui APBD 2015. Hal ini karena anggarannya sudah ditutup namun bisa dilakukan pada anggaran perubahan jika biayanya tidak besar.

"Dispertan akan mencatat dan diusulkan di APBD Perubahan 2015. Namun kelompok tani perlu mengajukan proposal klinik pertanian tersebut," kata Hasto.

Ia mengatakan jalan desa, khususnya untuk menunjang pertanian, pemerintah desa perlu menuangkannya ke dalam APBDes. Pada 2015, setiap desa akan mendapat bantuan pemerintah daerah dan pusat sekitar Rp 900 juta.

"Untuk itu dana bantuan yang akan diterimakan ke desa secara langsung ini dipersilakan dialokasikan untuk jalan desa," kata Hasto.

KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024