Bantul (Antara Jogja) - Dinas Sosial Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan ratusan pegawai negeri sipil dan anggota Tentara Nasional Indonesia di wilayah setempat yang terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan masyarakat.
"Banyak pemilik kartu jamkesmas yang keliru, seperti PNS dan TNI yang masih sebagai menerima jaminan. Kalau jumlah pastinya, kami tidak tahu. Namun, hampir semua kecamatan ada," kata Kepala Dinas Sosial Bantul Mahmudi di Bantul, Senin.
Menurut dia, temuan data tersebut didasarkan pada informasi dari tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) yang ada di setiap kecamatan setelah tenaga honorer yang ditugaskan lembaganya tersebut melakukan pengecekan data.
"Di Kebonagung Imogiri, misalnya, terdapat 104 jiwa, ada juga di Girirejo dengan jumlah tidak jauh beda. Namun, dukuh setempat tidak berani mencoret, kami juga mendapati adanya warga meninggal yang masih terdata, ini harus diperbaiki," katanya.
Menurut dia, dengan terdaftarnya PNS dan TNI dalam jamkesmas, otomatis jaminan kesehatan yang dikantongi menjadi ganda sebab mereka sudah mendapatkan asuransi dari pemerintah berupa Askes PNS dan Askes TNI.
"Saya tidak memungkiri, memang mungkin ada PNS yang hidupnya kekurangan. Akan tetapi, mereka `kan` sudah punya jaminan, jadi malah ganda, seharusnya jaminan itu bisa diberikan kepada warga miskin lainnya," kata Mahmudi.
Ia mengatakan bahwa adanya PNS dan TNI yang bisa terdata dalam program jamkesmas karena di antaranya sengaja mengajukan jaminan kesehatan ke DIY atau bahkan pusat, sementara para dukuh yang bersangkutan, tidak berani mencoret karena merasa sungkan dan tertekan.
"Kasihan warga miskin yang tidak terkaver jaminan apa pun karena bagi mereka, biaya pendidikan dan kesehatan sangat berat, apalagi masih banyak janda atau lansia yang tinggal sendiri justru tidak terkaver jaminan," katanya.
Agar tidak terjadi penerima jaminan ganda, pihaknya berharap ke depan pendataan rumah tangga sasaran yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) bisa melibatkan dukuh, tokoh masyarakat, pemuda karang taruna, takmir masjid, dan organisasi keagamaan.
"Dengan begitu, bisa menekan indikasi kecurangan. Misalnya, ada dukuh yang ingin memasukkan saudara maupun kerabat ke jamkesmas, akan `sungkan`, mereka juga tidak takut diprotes karena pengambilan keputusan dilakukan bersama-sama," katanya.
Mahmudi menyebutkan data penerima jamkesmas di Bantul saat ini sebanyak 472.445 jiwa atau sekitar 50 persen dari jumlah penduduk Bantul yang mencapai sekitar 900.000 jiwa.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Anggaran Rp99,5 triliun untuk bayar THR-gaji ke-13 ASN
Jumat, 15 Maret 2024 20:05 Wib
Perangkat desa dan honorer tak dapat THR
Jumat, 15 Maret 2024 19:45 Wib
ASN bahagia, THR-gaji ke-13 PNS cair 100 persen
Jumat, 15 Maret 2024 17:10 Wib
THR ASN tahun 2024 cair penuh, ungkap Menkeu
Rabu, 6 Maret 2024 3:12 Wib
Pemkab Sleman melakukan penyerahan SK pengangkatan PNS
Kamis, 1 Februari 2024 22:47 Wib
Baznas Kulon Progo menyalurkan bantuan sembako kepada 364 warga KPM
Rabu, 17 Januari 2024 18:56 Wib
Istana bantah isu jika Probowo-Gibran menang, Jokowi angkat jutaan PNS
Selasa, 16 Januari 2024 15:14 Wib
Pemerintah rekrut 2,3 juta ASN talenta digital
Selasa, 16 Januari 2024 13:43 Wib