Kemsos siapkan kader penyuluh sosial berbasis masyarakat

id kemsos siapkan kader

Kemsos siapkan kader penyuluh sosial berbasis masyarakat

Kementerian Sosial RI (Foto Istimewa)

Jambi (Antara Jogja) - Kementerian Sosial menyiapkan kader penyuluh sosial berbasis masyarakat menjelang puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tingkat nasional di Provinsi Jambi pada 20 Desember 2014.

Dalam kaitan itu, pada Senin (15/12) di aula Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, penyuluh sosial senior dari Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Kemensos memberikan pelatihan kepada 66 peserta dari berbagai komunitas.

Tim beranggotakan empat orang yang ditugaskan Kepala Puspensos Kemensos Tati Nugrahati itu adalah Nurhayu, Misnawati, Deni Ihdaniyati dan Yeni Kaniawati, didampingi Sekretaris Dinsosnakertrans Provinsi Jambi Hayat Yahya dan Sesdinsosnakertrasn Kota Jambi Kamal Firdaus, dan Lurah Eka Jaya Mustawin.

Dalam kegiatan bertema "Penyuluhan Sosial Mendukung Bulan Bakti HKSN" tingkat nasional di Jambi itu, komunitas yang disiapkan menjadi kader itu berasal dari latar-belakang beragam, mulai dari lurah, PKK, tokoh adat/masyarakat, hingga petani.

"Persoalan sosial makin beragam dan memiliki kompleksitas dampak, sehingga ke depan juga perlu kader-kader penyuluh sosial berbasis masyarakat, selain tenaga profesional yang dimiliki Kemensos," kata Kapuspensos Kemensos Tati Nugrahati.

Secara umum, kata dia, kegiatan penyuluhan sosial merupakan suatu proses perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial, baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran, khususnya yang dikenal sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Pada prinsipnya, kata dia, tugas Puspensos adalah mendukung program-program Kemensos menangani PMKS
    
Dengan demikian, menurut dia, muncul pemahaman yang sama,  pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan  kesejahteraan sosial.

Dijelaskan bahwa sekurangnya ada 22 jenis PMKS, yakni balita telantar, anak telantar, anak berhadapan dengan hukum, dan anak jalanan.

Selain itu, wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak kekerasan (KTK), lanjut usia (lansia) telantar, penyandang cacat, tuna susila,  pengemis, gelandangan, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan (BWBLP), korban penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif (napza), dan keluarga miskin.

Di samping itu, keluarga berumah tidak layak huni, keluarga bermasalah sosial-psikologis, komunitas adat terpencil (KAT), korban bencana alam, korban bencana sosial atau pengungsi, pekerja migran bermasalah sosial, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan keluarga rentan.

Pada pelatihan yang digagas Puspensos itu, salah satu di antara peserta adalah Sarwadi Sukiman, petani yang juga mengorganisasi pusat pelatihan terpadu pertanian dan perikanan di dua daerah yang berbatasan, yakni Kelurahan Eka Jaya, Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.

Sarwadi yang mengaku sejak 2010 selalu diberi kesempatan Kemensos mengikuti program pelatihan pemberdayaan masyarakat menilai kegiatan pelatihan semacam itu penting guna membangun motivasi masyarakat untuk bisa mengatasi permasalahan sosial, termasuk kemiskinan.

Paling tidak, kata dia, di antara mereka bisa saling berbagi mengenai apapun informasi termasuk upaya-upaya bagaimana strategi menghadapi persoalan sosial masyarakat sekitar.

Tempat pelatihan terpadu yang dikelola Sarwadi di RT 14 Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) II, Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, rencananya akan dikunjungi Presiden Joko Widodo pada puncak HKSN tingkat nasional pada 20 Desember nanti.

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus telah meninjau Liposos II itu. Liposos II adalah kawasan yang merupakan program dari Departemen Sosial pada tahun 1991.

(A035)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024