BPBDharapkan warga kawasan lonsor relokasi mandiri

id BPBD Bantul

BPBDharapkan warga kawasan lonsor relokasi mandiri

Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan warga yang tinggal di kawasan rawan tanah longsor bisa melakukan relokasi secara mandiri.

"Kami tidak memaksa warga untuk relokasi, namun akan lebih baik bila warga yang tinggal di daerah rawan longsor melakukan relokasi mandiri di zona yang lebih aman tanpa harus menunggu pemerintah," kata Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Jumat.

Menurut dia, setidaknya ada sekitar 2.300 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 15 desa wilayah Kabupaten Bantul masuk dalam `zona merah` rawan longsor, karena di sekitar mereka tinggal terdapat tebing-tebing yang sewaktu-waktu bisa longsor, seperti saat musim hujan ini.

Ia mengatakan, relokasi jika masyarakat yang tinggal di daerah bencana ada dua jenis, yakni relokasi oleh pemerintah dengan menyasar pada tanah kas desa sebagai lokasi relokasi, sementara relokasi mandiri menggunakan tanah pribadi milik warga masyarakat.

Harapan agar masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor relokasi mandiri, kata dia karena ketersediaan lahan kas desa sebagai daerah tujuan relokasi saat ini sangat terbatas, sehingga relokasi mandiri bisa menjadi solusi seperti yang pernah dilakukan warga Kaligatuk tahun lalu.

"Kalau upaya relokasi mengandalkan pemerintah butuh waktu lama, karena setiap tahun hanya dianggarkan relokasi untuk 10 KK, kajian terhadap daerah rawan longsor sudah kami lakukan dan juga sudah disampaikan ke masyarakat," katanya.

Dwi mengatakan, di Bantul terdapat daerah pegunungan yang rawan longsor terutama di sebagian wilayah desa Srimulyo dan Srimartani, sebagian wilayah di Desa Munthuk dan Mangunan Dlingo, Selopamioro Imogiri, serta sebagian wilayah Pleret, Pundong dan Pajangan.

"Banyak penghuninya di sana (daerah rawan longsor), sehingga masyarakat harus waspada, dari kami juga sudah melakukan beragam antisipasi di antaranya melakukan simulasi di wilayah rawan, agar masyarakat faham ketika terjadi bencana," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data kejadian tanah longsor di BPBD Bantul, hingga saat ini sudah ada sembilan kejadian, satu kejadian di antaranya mengakibatkan rumah bagian belakang rusak, sementara lainnya tidak mengakibatkan kerugian.

(KR-HRI)