Wanita Tani Kulon Progo kembangkan pupuk organik

id pupuk organik

Wanita Tani Kulon Progo kembangkan pupuk organik

Pupuk organik (Foto Antara)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kelompok Wanita Tani Desa Kembang Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan pupuk organik yang diharapkan mampu mencukupi kebutuhan pupuk dari para petani di wilayah setempat.

Kepala Bagian Pemerintahan Desa Kembang Tustiyanti di Kulon Progo, Selasa, mengatakan hasil dari praktik pengembangan pupuk organik tersebut, selain bisa dimanfaatkan untuk anggota kelompok, nantinya juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan petani diluar kelompok.

"Kelompok Wanita Tani yang sudah berdiri sejak tiga tahun lalu beranggotakan 34 orang anggota, dan kini tengah mengembangkan pupuk organik untuk mencukupi kebutuhan pupuk dari anggota kelompok," kata Tustiyanti.

Ia mengatakan Kelompok Wanita Tani "Sumber Ayem" Desa Kembang melakukan praktik pengembangan pupuk organik dari berbagai macam jenis bahan. Selain pupuk organik berbahan dasar akar pohon, terdapat pula pupuk organik berbahan dasar daun dan pupuk organik berbahan dasar buah-buahan.

"Ibu-ibu rumah tangga ini sudah diberikan berbagai macam pelatihan teori dan sekarang melakukan praktik pembuatan pupuk organik. Sejauh ini, produksi pupuk organik mampu mencukupi kebutuhan kelompok," kata Tustiyanti.

Dia mengatakan ide awal pengembangan pupuk organik, yakni maraknya pupuk berbahan kimia yang diperkirakan hasil komoditas pertanian bisa mengganggu kesehatan konsumen.

"Keinginan kelompok, pupuk yang berhasil diproduksi nantinya bisa ikut dimanfaatkan oleh para petani di wilayah Kabupaten Kulon Progo, sehingga diharapkan bisa mengurangi penggunaan pupuk berbahan kimia," kata Tustiyanti.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ketua Kelompok Wanita Tani Ngasiyah, dirinya merasa senang bisa praktik membuat pupuk organik sehingga nantinya kelompok tersebut akan segera digerakkan untuk memproduksi pupuk organik tersebut,

"Dengan menggunakan pupuk organik selain kondisi tanah juga lebih subur, hasil komoditas juga tidak mengganggu kesehatan konsumen dan diharapkan nantinya kelompok wanita tani bisa lebih mandiri karena kebutuhan pupuk bisa diproduksi oleh kelompok," kata Ngasiyah.

Sedangkan kelompok ini pun juga sudah memiliki kebun kelompok dengan luas sekitar 500 meter persegi yang selama ini dimanfaatkan sebagai tempat berlatih menanam "Apotik Hidup" maupun menanam berbagai sayuran, dimana pupuk yang digunakan merupakan pupuk yang dikembangkan sendiri oleh kelompok tersebut.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024