BPBD: puluhan kolam ikan hanyut talud jebol

id bpbd kolam ikan

BPBD: puluhan kolam ikan hanyut talud jebol

Budi daya ikan kolam , Kabupaten Bantul, DIY (Foto)

Bantul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 35 kolam ikan di bantaran Sungai Gajah Wong hanyut akibat talud sungai jebol pascahujan deras pada Minggu (18/1) sore.

"Di sebelah talud itu ada kolam ikan milik warga masyarakat yang menyewa tanah kas desa, setidaknya ada 35 kolam yang habis akibat banjir air sungai," kata Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto saat dikonfirmasi terkait dampak akibat talud sungai jebol itu di Bantul, Senin.

Selain puluhan kolam ikan, kata dia jebolnya talud sepanjang sekitar 15 meter di Dusun Sorowajan Baru, Desa Banguntapan Bantul ini juga mengakibatkan enam ternak kambing milik warga setempat hanyut terbawa arus sungai yang meluap hingga bantaran sungai.

"Ada enam kambing yang hanyut, akan tetapi satu (kambing) sudah tertangkap, sedangkan yang lima sampai saat ini belum ketemu," katanya.

Menurut dia, sampai saat ini pihaknya belum menghitung secara pasti berapa nilai kerugian materiil yang ditanggung warga setempat akibat peristiswa tersebut, hanya saja diperkirakan bisa mencapai puluhan hingga seratusan juta rupiah.

"Untuk kerugian kami belum merinci, namun sesuai informasi dari pemilik kolam, setiap kolam nilainya antara Rp1 juta sampai Rp5 juta, karena ada yang baru tebar benih juga mau panen, sedangkan satu kambing sekitar Rp1 juta, tinggal dikalikan saja," katanya.

Ia mengatakan, selain menghanyutkan kolam dan ternak, peristiwa tersebut juga mengakibatkan dua kepala keluarga (KK) yang tinggal di bantaran sungai tersebut terisolasi karena akses yang biasa dilalui warga tersebut berubah fungsi menjadi aliran air sungai.

"Untuk penanganannya baru kami koordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul bersama BPBD DIY, dan nanti pemda DIY yang akan mengkoordinir seperti apa dan bagaimana tindak lanjutnya," katanya.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024