Guru Gunung Kidul ikuti pendidikan di Australia

id guru

Guru Gunung Kidul ikuti pendidikan di Australia

Ilustrasi (Foto Antara)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Dua guru Sekolah Dasar Baru Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti pendidikan di Australia selama tiga pekan, yakni dari 26 Februari hingga 15 Maret 2015.

Kedua guru tersebut ialah Kuntarti Puspandari dan Prapta Triyana. Keduanya terpilih setelah mengikuti proses seleksi untuk mengikuti program kerja sama Disdikpora DIY dan Kedutaan Besar Australia.

"Kegiatan ini dalam rangka peningkatan pendidikan dan pembelajaran pendidikan antara pemerintah Indonesia dan Australia," kata Kuntarti Puspandari di Gunung Kidul, Rabu.

Ia mengatakan terpilihnya dua guru SD Baru setelah dirinya dan guru lainnya mengikuti seleksi tingkat DIY. Dari 16 orang kandidat yang berasal dari Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta, delapan orang guru dinyatakan lolos untuk mengikuti program tersebut. Namun hanya dipilih empat sekolah, yakni SD Wonosari Baru, SD Bantul, SD Percobaan 2 Sleman, dan SD Keputran 2 Kraton Yogyakarta.

Dia mengatakan tahapan tes tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh perwakilan dari Australia dan Disdikpora DIY. Sebagian besar berisi tentang pengetahuan yang berkaitan dengan seni budaya dan kuliner Gunung Kidul. Pertanyaan yang erat kaitanya dengan kebudayaan yang ada di Gunung Kidul.

Dirinya memperkenalkan sejumah tempat wisata di Gunung Kidul dan tembang Jawa. "Tesnya menggunakan bahasa Inggris," katanya.

Ndari, panggilan akrabnya, mengatakan selama di Australia untuk minggu pertama akan diberikan pelatihan informasi dan teknologi. Sedangkan selanjutnya kunjungan ke sejumlah sekolah. "Saya akan memperkenalkan mocopat dan karawitan asli Gunung Kidul," kata Kuntarti.

Guru terpilih lainnya, Prapta Triyana menambahkan dirinya akan memperkenalkan kuliner asli Gunung Kidul antara lain tiwul, gudeg dan nogosari. Nantinya pengalaman memberikan materi di negara Kanguru tersebut akan diterapkan saat dirinya mengajar di SD Baru. "Pengalaman akan diaplikasikan di sekolah," katanya.

Prapta mengatakan sebelum berangkat pada 26 Februari dirinya dan 144 guru sekolah di Indonesia akan dikarantina di Jakarta pada 2 - 6 Februari untuk mendapatkan pelatihan dan pendalaman materi bahasa Inggris.

Dia mengaku tidak mengeluarkan biaya, karena ditanggung Asia Education Foundation, selaku penyandang dana.
"Total yang akan mengikuti program ini ada 288 guru, dari Indonesia 144 orang dan Australia 144," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024