Peneliti: umbi-umbian berpotensi menjadi pangan fungsional

id umbi-umbian

Peneliti: umbi-umbian berpotensi menjadi pangan fungsional

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Umbi-umbian berpotensi menjadi pangan fungsional karena memiliki kandungan prebiotik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan saluran cerna, kata peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Eni Harmayani.

"Umbi-umbian seperti garut, singkong, ganyong, gembili, dan ubi jalar mengandung prebiotik dan serat yang sangat baik untuk kesehatan, selain kaya karbohidrat," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pengembangan umbi-umbian sebagai pangan fungsional diyakini bisa meningkatkan posisi umbi-umbian di tengah masyarakat. Selama ini masih ada anggapan bahwa umbi-umbian merupakan makanan kelas dua sehingga kurang diminati.

"Pengembangan umbi-umbian sebagai pangan lokal diharapkan mampu mengurangi impor gandum serta menjadi komponen pangan fungsional," katanya.

Ia mengatakan umbi-umbian dapat menjadi pangan pilihan yang bernilai tinggi dengan berbagai aplikasi, di antaranya sebagai bahan utama maupun bahan pendukung untuk produk-produk "bakery", "snack", biskuit, mi, bakso, bubur, sosis, nugget, serta sebagai bahan penyalut, pengental, dan pengisi.

"Besarnya potensi aplikasi tepung dan pati umbi-umbian lokal pada berbagai produk pangan perlu sinergi antarpenyedia bahan baku, teknologi proses yang dapat mengolah umbi-umbian secara efisien menjadi pangan fungsional, dan dukungan kebijakan pemerintah," katanya.

Ketua PSPG UGM Umar Santoso mengatakan pihaknya berbagai meneliti berbagai jenis umbi-umbian dari berbagai daerah di Indonesia yang bisa dijadikan pengganti terigu. Pangan lokal itu bisa diarahkan untuk substitusi gandum.

"Apabila pemerintah berani mengambil tindakan untuk menghentikan impor gandum maka banyak industri yang beralih pada tepung yang berasal dari umbi-umbian sehingga akan memberi peluang kepada petani untuk menanam dan harganya pun bisa bersaing di pasaran," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024