Turis ke Bali naik hunian hotel melorot

id tingkat hunian turis

Turis ke Bali naik hunian hotel melorot

wisatawan mancanegara kunjungi objek wisata di Bali (antaranews.com)

Denpasar (Antara Jogja) - Perkembangan dunia pariwisata Bali dinilai cukup  signifikan, karena jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang melakukan perjalanan wisata bartambah ramai, namun tingkat hunian hotel justru terus melorot terus.

"Logikanya jika jumlah wisatawan macanegara yang berlibur ke Pulau Dewata bertambah banyak, tingkat hunian kamar hotel seharusnya bertambah, tetapi ini sebaliknya," kata pengamat Pariwisata, Made Sudana di Denpasar Rabu.

Ia mengungkapkan, berdasarkan  data dari Dinas Pariwisata Provinsi. Bali, kunjungan wisman selama 2014 mencapai 3.768.362 orang, bertambah 14 persen jika dibandingkan dengan tahun 2013, yang hanya 3.278.598 orang.

Anehnya dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali, tetapi hunian rata-rata hotel atau villa berkurang sejak 2011 yakni dari 64,52 persen menjadi 63,21 persen tahun 2012, sementara 2013 turun lagi menjadi 60,69 persen.

Sementara selama 2014 hingga November hanya rata-rata 58,37 persen. Berkurang angka tingkat hunian hotel di daerah ini akibat jumlah penambahan kamar hotel maupun pembangunan vila tidak terkontrol sehingga kurang seimbang, kata dia.

Sudana menambahkan, lembaga pendidikan tinggi dibidang pariwisata Bali pernah melakukan penelitian terkait kenapa hunian hotel setiap tahun melorot, salah satu penyebabnya adalah semakin marak berdirinya vila-vila bodong alias tanpa izin.

Vila bodong ini memiliki fasilitas yang tidak kalah dengan hotel/vila pada umumnya dibangun dari ujung utara Kabupaten Badung yakni daerah Petang sampai ujung selatan daerah Nusa Dua dan Jimbaran berdiri ratusan vila yang diduga ilegal.

"Wajarlah kalau hunian hotel menurun karena angka pembaginya semakin besar berkat pertambahan kamar hotel/akomodasi sangat signifikan ditambah lagi vila yang menjamur dengan sistem pemasarannya tidak kalah dengan yang resmi," katanya.

Sudana menggambarkan, ada bangunan vila di Bali milik orang asing dengan status rumah tinggal. Rumah itu ditempati satu bulan dan orangnya balik lagi ke negerinya dan rumah itu kelihatannya ditunggu oleh seorang pribumi.

Ternyata pemilik rumah itu memasarkan di negerinya dan laku keras, karena hampir setiap bulan ada penghuninya yang diakui sebagai keluarganya tentu dengan harga lebih murah, karena yang bersangkutan tidak membayar pajak.

Kondisi itu banyak terjadi di Bali terutama di daerah Badung, Denpasar, Gianyar dan Tabanan. Dikalangan dunia pariwisata tidak rahasia lagi, sehingga diharapkan pemerintah turun tangan demi persaingan yang sehat, harap Made Sudana.
(I006)
    

Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024