Perubahan tarif pesawat turunkan okupansi hotel DIY

id okupansi hotel, tarif pesawat

Perubahan tarif pesawat turunkan okupansi hotel DIY

Receptionist di salah satu hotel di Yogyakarta (Foto Antara/doc)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengklaim rata-rata okupansi hotel berbintang telah mengalami penurunan 20 persen pasca kenaikan tarif batas bawah pesawat terbang.

"Penurunan (okupansi hotel) mencapai antara 20 persen, karena cukup terkait dengan kedatangan wisatawan," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istijab Danunegoro di Yogyakarta, Kamis.

Kementerian Perhubungan sebelumnya telah menetapkan kebijakan menaikkan tarif batas bawah pesawat terbang 40 persen dari batas atas , yang mulai berlaku sejak awal Januari 2015. Dengan kebijakan itu artinya tiket murah yang ditawarkan maskapai penerbangan berbiaya rendah atau "low cost carrier (LCC)" ditiadakan.

Menurut Istijab, kenaikan tarif batas bawah dapat secara signifikan menurunkan minat wisatawan untuk terbang ke Yogyakarta. Sementara tingkat kedatangan wisatawan luar kota, kata dia, berpengaruh besar terhadap tingkat sewa kamar hotel.

"Saat "low season" (musim sepi pengunjung) seperti sekarang yang menjadi penolong ya tiket-tiket promo dengan tarif "miring"," kata Istijab.

Apalagi, kata dia, tingkat pendapatan hotel dari wisata Meeting Insentif Convention dan Exhibition (MICE) sebelumnya sudah cukup tertekan dengan adanya kebijakan larangan rapat di hotel bagi pegawai negeri sipil.

Sementara itu, sekretaris PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan untuk saat ini okupansi rata-rata hotel masih berkisar 40 persen untuk hotel bintang, dan 20 persen untuk non bintang.

"Sekarang memang sedang "low season", Maret nanti biasanya akan mulai meningkat lagi," kata dia.

Menurut dia, dengan peniadaan tiket promo pesawat memiliki kemungkinan mengarahkan wisatawan beralih ke destinasi wisata di luar negeri dengan tarif pesawat yang hampir sama.

Sementara itu, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta tetap optimistis tidak merevisi target kenaikan tingkat kunjungan wisatawan 10-15 persen pada 2015.

"Tidak semua kunjungan wisata melalui jalur udara tergantung dengan keberadaan tiket promo," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta.

(L007)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024