PKS: pencapaian politik parpol Islam tetap diapresiasi

id pks

PKS: pencapaian politik parpol Islam tetap diapresiasi

Anis Matta (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan pencapaian politik partai politik berasaskan Islam pada Pemilihan Presiden 2014 tetap harus diapresiasi, meskipun tidak berada dalam pemerintahan.

"Baru kali ini partai-partai Islam berada dalam oposisi, kecuali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), namun bagaimanapun harus ada apresiasi terhadap pencapaian politik tersebut," katanya saat menjadi narasumber pada Konggres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta, Senin.

Politisi PKS ini mengatakan tidak adanya sebagian besar parpol Islam dalam pemerintahan era Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ini merupakan keputusan dan realitas politik yang harus dihadapi Bangsa Indonesia.

"Melihat realitas politik saat ini, (bagi parpol Islam) memang dapat dikatakan ada kesalahan besar dalam pencapaian politik tahun ini, setidaknya sejak terjadi reformasi," kata Anis Matta.

Ia juga mengatakan umat Islam yang terwadahi dalam parpol Islam mempunyai capaian yang luar biasa, bahkan koalisi yang terbentuk saat Pemilu 2014 mempunyai tujuan yang juga memperjuangkan mayoritas rakyat Indonesia.

Namun demikian, pihaknya menegaskan parpol Islam melalui Koalisi Merah Putih (KMP) tetap akan mendukung kebijakan pemerintah dalam pembangunan Indonesia dan mengkritisi kebijakan-kebijakan jika dirasakan dapat mengesampingkan ajaran Islam.

Sementara itu, terkait pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin yang pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa organisasi masyarakat (ormas) Islam di lapangan kalah dengan parpol karena tidak menguasai sumber daya politik, Anis membantah hal itu.

"Tidak ada (tokoh) yang menguasai massa politik dan uang, namun apa yang terjadi bisa dilihat situasi seperti saat ini," katanya.

Sebelumnya, Ketua MUI Din Syamsuddin mendorong parpol Islam sejalan dalam memperjuangan Islam, karena secara politik di lapangan, umat Islam kalah dengan parpol yang memiliki massa maupun dalam mengendalikan kekuasaan.

"Politik lapangan ormas Islam kalah, karena tidak menguasai sumber daya politik, (tokoh) yang menguasai massa dan uang. Sebenarnya kita punya massa, tapi ketika ada `wani piro` (berani berapa), massa porak poranda," katanya.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024