Selama Februari DIY dilanda 25 bencana alam

id bencana alam

Selama Februari DIY dilanda 25 bencana alam

Ilustrasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY dan Kabupaten Gunung Kidul menggelar gladi penanggulangan bencana alam. (Foto ANTARA/Mamiek)

"Masyarakat agar tetap menjaga kewaspadaannya, terutama terhadap musibah puting beliung dan tanah longsor," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY Danang Samsu
Yogyakarta, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat selama Februari sedikitnya terjadi 25 bencana alam di seluruh wilayah setempat sehingga ststus siaga bencana yang telah ditetapkan diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

"Masyarakat agar tetap menjaga kewaspadaannya, terutama terhadap musibah puting beliung dan tanah longsor," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY Danang Samsu, Minggu.

Menurut dia, hingga pertengahan Februari ini bencana alam yang terjadi setidaknya ada 25 kejadian dan paling banyak adalah puting beliung dan tanah longsor.

"Ada 25 kejadian bencana alam yang kami catat, baik itu skala kecil atau sedang, jumlahnya hampir sama untuk puting beliung dan longsor," katanya.

Ia mengatakan, untuk kejadian puting beliung atau angin kencang, hampir di setiap daerah mengalaminya, terutama di Sleman, Gunung Kidul, Kota Yogyakarta.

"Tanah longsor juga demikian. Di Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul," katanya.

Anggota dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Enaryaka mengatakan, status siaga darurat bencana di setiap kabupaten dan kota telah ditetapkan. Masing-masing daerah pun harus menjaga kewaspadaannya, mengaktifkan "Early Warning System" (EWS) yang ada untuk meminimalisir korban nyawa, luka maupun harta benda.

"Memang selama Februari ini kejadian bencana alam tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun kerugian material akibat bencana alam di 2015 ini cukup banyak," katanya.

Ia mengatakan, dalam penanganan bencana di setiap daerah, pihaknya juga melibatkan komunitas-komunitas relawan yang ada dan selalu siaga selama 24 jam.

"Dari koordinasinya dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, puncak musim hujan memang diprediksi akan berakhir pertengahan Februari ini. Curah hujan selanjutnya akan berangsur menurun dan masuk Pancaroba atau masa pergantian musim, di April nanti. Namun, daerah-daerah yang cukup rawan longsor tetap disiagakan," katanya.***4***

(U.V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024