Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta menyiapkan tiga kampung menjadi proyek rintisan pembangunan jaringan hidran berbasis kampung untuk penanggulangan kebakaran di wilayah.
"Tiga kampung tersebut adalah Kauman, Patuk dan Prawirodirjan yang memiliki karakteristik sebagai permukiman padat penduduk di Kota Yogyakarta," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Budi Purwono di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pembangunan hidran berbasis kampung tersebut didasari atas kesulitan yang dialami petugas pemadam kebakaran saat harus berjuang memadamkan api di lingkungan yang padat penduduk.
Di lokasi seperti itu, pemadam kebakaran hanya mengandalkan selang yang disambung dari mobil pemadam kebakaran hingga cukup panjang guna mencapai lokasi kebakaran.
"Panjang sambungan selang bisa mencapai sekitar 200 meter dan itu tentunya cukup menyulitkan dan memakan waktu lama. Padahal, penanganan kebakaran membutuhkan kecepatan agar api tidak menjalar semakin luas," katanya.
Jika di suatu wilayah sudah memiliki jaringan hidran, lanjut dia, maka masyarakat dapat langsung melakukan penanganan awal guna memadamkan api sehingga kerugian bisa ditekan.
"Tidak perlu menunggu pemadam datang, meskipun kami juga memiliki tenggat waktu maksimal untuk sampai di lokasi kebakaran yaitu 10 hingga 15 menit usai menerima informasi," katanya.
BPBD Kota Yogyakarta menganggarkan dana sekitar Rp600 juta untuk konsultasi dan pembangunan jaringan hidran di tiga kampung tersebut. "Mungkin saja pembangunan harus dilakukan bertahap. Tahun ini, pembangunan hanya dilakukan untuk jaringannya saja, sedangkan tahun berikutnya ditambah dengan fasilitas penunjang seperti bak penampung air dan pompa," katanya.
Ia berharap, masyarakat di ketiga kampung tersebut juga turut menjaga keberadaan jaringan hidran apabila sudah terbangun agar tidak rusak dan bisa digunakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan.
"Di masa yang akan datang, harapannya akan semakin banyak jaringan hidran di kampung dan semuanya bisa saling terhubung," katanya.
Budi menambahkan, jaringan utama hidran di Kota Yogyakarta hanya berada di jalan-jalan protokol dengan memanfaatkan jaringan pipa dari PDAM Tirtamarta.
"Sumber air yang digunakan dari pilar-pilar hidran yang ada adalah dari PDAM, kami tinggal menggunakannya saja," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Pj Wali Kota Yogyakarta tak temukan ASN bolos kerja pascalebaran
Rabu, 17 April 2024 17:37 Wib
Yogyakarta skrining kesehatan seluruh ASN pascalebaran
Rabu, 17 April 2024 14:58 Wib
17 ribu wisatawan banjiri Sabang, Aceh
Senin, 15 April 2024 13:32 Wib
Pemilir diminta jaga stamina-cek kendaraan
Sabtu, 13 April 2024 4:51 Wib
Pemkot Yogyakarta tidak menaikkan tarif parkir saat libur Lebaran 2024
Selasa, 2 April 2024 22:24 Wib
Pemkot Yogyakarta mengimbau masyarakat tidak belanja sembako berlebihan
Selasa, 2 April 2024 12:04 Wib
Pemda harus mampu gali potensi pariwisata gaet wisatawan
Senin, 1 April 2024 7:48 Wib
Tampil di Indonesia Fashion Week 2024, batik Mojokerto, Jatim
Jumat, 29 Maret 2024 11:14 Wib