Ngawi (Antara Jogja) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan optimistis bahwa harga beras di pasaran yang saat ini naik, akan kembali normal dan stabil.
Hal itu disampaikan Menteri Andi Amran saat panen raya di Desa Geneng, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bersama jajaran pejabat pemerintah daerah setempat, Rabu.
"Saya yakin harga beras akan kembali normal seiring berbagai upaya pemerintah. Kemarin Bapak Presiden dan Wakil Presiden sudah menginstruksikan Bulog untuk mendistribusikan 300 ribu ton stok berasnya," ujar Amran Sulaiman di Ngawi, kepada wartawan.
Menurut dia, melambungnya harga beras di pasaran hingga menembus Rp12.000 per kilogram, karena adanya kesalahan dalam sistem pendistribusian. Sebab, sesuai aturan, selisih harga gabah dengan beras di pasaran tidak boleh lebih dari 30 persen.
"Harga gabah kering panen di sawah saat ini sekitar Rp4.500. Jika mengikuti aturan yang ada, maka seharusnya harga beras di pasaran mencapai Rp6.500 hingga Rp7.000 per Kilogram. Kenyataannya, harga gabah Rp4.500 per kilogram dan harga beras tembus Rp12.000 per kilogram. Ini ada yang salah dengan sistem pendistribusianya," kata dia.
Ia menjelaskan, dengan harga beras yang telah mencapai Rp12.000 per kilogram, maka sesuai aturan selisih 30 persen, harga gabah sekitar Rp9.000 per kilogram.
"Jika harga gabah kering di sawah benar mencapai Rp9.000 per Kilogram, maka pemerintah perlu waspada dan jangan itu sampai terjadi," katanya.
Selain mendistribusikan 300 ribu ton beras dari Bulog, untuk menurunkan harga beras di kota besar seperti Jakarta dan lainnya, ia meminta kepada Pemprov Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk sebanyak-banyaknya mengirim beras ke daerah bermasalah. Dengan stok yang melimpah, diharapkan harga akan kembali normal.
Ia menambahkan, kondisi harga beras yang fluktuatif tidak akan mengganggu target swasembada pangan dalam beberapa tahun mendatang. Target itu akan dapat direalisaikan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan berupa identifikasi permasalahan menyangkut produktifitas seperti sarana irigasi, pupuk, benih, dan alat pertanian.
Mentan mengatakan terhambatnya swasembada pangan dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas permasalahan di lingkup internal pertanian sendiri. Seperti kerusakan irigasi yang mencapai 52 persen dan rendahnya penyerapan benih yang hanya 20 persen.
Sementara, kegiatan panen raya di Ngawi tersebut, merupakan bagian dari program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun. Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Oni Anwar, dan sejumlah jajaran pejabat di Pemkab Ngawi.
(KR-SAS)
Berita Lainnya
Jokowi: Bantuan pangan beras tergantung APBN
Kamis, 4 April 2024 12:55 Wib
Dinas Perdagangan Kulon Progo memastikan stok beras surplus 10.167 ton
Selasa, 2 April 2024 22:24 Wib
TPID sebut stok beras di Bantul aman jelang Lebaran
Selasa, 26 Maret 2024 20:00 Wib
Pemkab Gunungkidul menyalurkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah
Selasa, 26 Maret 2024 5:07 Wib
Sleman memberikan subsidi untuk beras dan telur
Senin, 25 Maret 2024 18:19 Wib
Pemkab Sleman bersama BI pantau ketersediaan beras menjelang Lebaran 2024
Selasa, 19 Maret 2024 13:36 Wib
RI akan impor 22.500 ton beras dari Kamboja
Senin, 18 Maret 2024 15:20 Wib
Pemkab Gunungkidul mendistribusikan bantuan beras kepada 4.683 KPM
Senin, 18 Maret 2024 14:08 Wib