BPCB tingkatkan pengawasan maraknya perburuan batu akik

id batu akik

BPCB tingkatkan pengawasan maraknya perburuan batu akik

Booming batu mulia Mencermati keunikan batu akik setengah jadi di "Pesta Batu Jogja Istimewa" di kompleks Balaikota Timoho Yogyakarta, Selasa (17/2). Booming batu mulia saat ini beragam batu dipamerkan baik berupa bongkahan maupun yang sudah dipoles.

Sleman, (Antara Jogja) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta meningkatkan pengawasan situs-situs cagar budaya, terutama yang berada di Kabupaten Gunung Kidul terkait maraknya perburuan batu sebagai bahan pembuatan batu akik.

"Salah satu situs yang marak menjadi sasaran perburuan batu akik yaitu lembah Sungai Oya Gunung Kidul, di lokasi tersebut rawan adanya orang mencari batu fosil," kata Kepala BPCB Yogyakarta Tri Hartono, Kamis.

Menurut dia, fenomena di masyarakat mengenai banyaknya perburuan batu akik, juga membuat BPCB harus meningkatkan penjagaan terhadap situs-situs cagar budaya.

"Meski batuan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak terlalu mempunyai nilai yang bagus dibandingkan daerah lain. Kalau batu akik, biasanya kalau yang bernilai bagus di daerah tertentu, seperti Pacitan, Jawa Timur. Untuk di DIY kurang, kalau dijadikan akik," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah meminta agar para petugas penjaga situs, atau yang biasa disebut juru pelihara (jupel) untuk meningkatkan kewaspadaannya.

"Kami tingkatkan pengawasan. Jupel kami tingkatkan kewaspadaannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Tri Hartono mengatakan, jangan sampai ada penggalian yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai kewenangan, di dekat situs temuan cagar budaya. Karena ditakutkan terjadi kerusakan dan menghilangkan sejarah.

"Terutama di Gunung Kidul, yang memang saat ini sedang difokuskan untuk dilakukan ekskavasi. Di daerah tersebut, banyak ditemukan situs-situs prasejarah yang masih harus didalami," katanya.

Ia mengatakan, selain jupel juga untuk memaksimalkan pengawasan perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait lainnya. Diantaranya seperti Balai Arkeologi Yogyakarta, ataupun Dinas Kebudayaan setempat.

Kerjasama perlu dilakukan, dengan Balai Arkelogi. Terutama situs cagar budaya yang tempat temuannya luas. Salah satunya di lembah Sungai Oya.

"Di lembah Sungai Oya harus hati-hati. Daerah yang memanjang, dikhawatirkan ada orang yang mencari bebatuan fosil. Jadi harus koordinasi dengan instansi lain," katanya.***4***

(U.V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024