KK miskin Kulon Progo turun enam persen

id miskin

KK miskin Kulon Progo turun enam persen

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Jumlah kepala keluarga miskin di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurun enam persen dari 22,54 persen pada 2013 mejadi 16,74 persen pada 2014.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Rabu, mengatakan berdasarkan data yang dihimpun pegawai negeri sipil (PNS), angka kemiskinan pada 2013 sebesar 22,54 persen, atau lebih besar dibandingkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 21,39 persen.

"Pada 2014, angka kemiskinan Kulon Progo mencapai 16,74 persen, sedangkan BPS 21,29 persen. Sedangkan data BPS dan Bappeda yang diolah bersama, kemiskinan Kulon Progo 19,02 persen. Sementara itu, angka kemiskinan makro berdasarkan sensus nasional mencapai 21,29 kepala keluarga (KK) miskin," kata Langgeng pada acara Evaluasi Program Pengentasan Kemiskinan.

Ia mengatakan persentase KK miskin 2014 adalah 16,74 persen, yang terdiri KK sangat miskin 5074 atau 4,12 persen dan miskin 17.971 atau 12,62 persen.

"KK yang lain masuk hampir miskin dan tidak miskin. Bila dilihat dari jumlah jiwa, persentase penduduk sangat miskin adalah 3,71 persen penduduk, dan 11,95 persen penduduk miskin, sehingga total persentase penduduk miskin Kulon Progo ada 15,66 persen," kata Langgeng.

Dilihat data kemiskinan per kecamatan hasil pendataan 2014, persentase KK miskin tertinggi ada di Kecamatan Kokap 23,38 persen diikuti Girimulyo 21,04 persen dan Samigaluh 19,99 persen. Sedangkan angka terendah ada di Kecamatan Nanggulan 9,28 persen.

Selain itu, kata Langgeng, data kemiskinan tingkat desa yakni Desa Ngestiharjo mengalami kenaikan 18,9 persen naik menjadi 42,63 persen dihitung dari jumlah jiwa. Kenaikan kemiskinan juga di Desa Kulwaru mengalami kenaikan dari 6,19 persen menjadi 36,62 persen pada 2016.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan di wilayahnya masih ada lima kecamatan angka kemiskinanya mengalami kenaikan. Namun angka yang naik maupun turun secara drastis perlu ditinjau ulang.

Menurut Hasto, perubahan yang drastis pasti disebabkan suatu musibah dan mendapatkan bantuan yang besar.

"Kemiskinan di Kulon Progo ini merupakan data hasil penelitian dan pendataan yang baik. Namun ada beberapa data yang menurut saya perlu dicek ulang di daerah-daerah yang penurunan atau kenaikannya ekstrem. Secara teoritis masih perlu dicek ulang," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024