Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan dua dari lima pasien demam berdarah dengue yang meninggal dalam dua bulan terakhir, akibat penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu.
"Dua dari lima pasien yang meninggal telah diaudit, dan hasilnya positif meninggal dunia karena DBD, sementara yang tiga belum diaudit, jadi masih sebatas dugaan," kata Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Bantul Pramudi Dharmawan di Bantul, Rabu.
Menurut dia, lima pasien yang meninggal tersebut bagian dari sekitar 300 penderita DBD yang terjadi sejak dua bulan terakhir di 2015, dan tingginya kasus ini karena tahun ini bertepatan dengan siklus lima tahunan penularan penyakit DBD.
Ia mengatakan, penderita DBD terbanyak dari wilayah Kecamatan Banguntapan, Sewon dan Kasihan, karena selain berbatasan dengan Kota Yogyakarta, banyaknya penderita DBD di tiga kecamatan ini juga karena padatnya penduduk.
"Wilayah Kecamatan Dlingo, Pleret, Kretek, Srandakan, maupun Sanden jumlah penderita DBD lebih sedikit dibanding tiga kecamatan itu," kata Pramudi.
Menurut dia, lima penderita DBD yang meninggal itu, tiga di antaranya berasal dari Kecamatan Kasihan dan Sewon, sedangkan dua penderita meninggal yang dinyatakan positif karena DBD berasal dari Kecamatan Pandak dan Jetis.
Untuk meminimalisasi bertambahnya jumlah penderita DBD di Bantul, kata dia, lembaganya bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait terus meningkatkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kami berharap masyarakat di seluruh Bantul juga meningkatkan program PSN, dan tidak mengandalkan fogging, karena fogging bukan solusi karena hanya membunuh nyamuk besarnya," katanya.
Sementara itu, Kasi Surveilans Dinkes Bantul, Widawati mengatakan, penderita DBD yang meninggal dunia tersebut yakni pada Januari berjumlah dua orang, sementara pada Februari berjumlah tiga orang, sehingga harapannya tidak bertambah.
"Yang dua (pasien meninggal) memang positif karena DBD, yang sementara yang tiga belum dipastikan, mudah-mudahan auditnya bisa kami lakukan bulan ini (Maret)," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
455 penderita meninggal dunia akibat DBD di Indonesia
Selasa, 9 April 2024 17:17 Wib
DBD naik tiga kali lipat, pemerntiah deteksi ketat
Senin, 1 April 2024 6:32 Wib
Jus jambu biji membantu pulihkan penderita DBD
Sabtu, 30 Maret 2024 6:23 Wib
Masyarakat Gunungkidul diimbau menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk
Rabu, 27 Maret 2024 22:35 Wib
Dinkes Sleman mengoptimalkan kader jumantik cegah kasus DBD
Selasa, 26 Maret 2024 10:33 Wib
Jus jambu tak dapat naikkan trombosit pasien DBD
Jumat, 22 Maret 2024 15:54 Wib
Dinkes Kulon Progo meminta warga lakukan PSN cegah DBD
Kamis, 21 Maret 2024 15:37 Wib
Ramuan daun pepaya jadi terapi kombinasi pasien DBD, tegas dokter
Senin, 4 Maret 2024 12:11 Wib