DPRD: kerusakan irigasi ganggu produksi pertanian

id irigasi

DPRD: kerusakan irigasi ganggu produksi pertanian

Ilustrasi (Foto Antara/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Sebagian besar irigasi pertanian di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kerusakan, sehingga mengganggu produksi pertanian, kata Ketua Komisi C DPRD setempat Purwanto.

"Lebih dari 67 persen irigasi pertanian mengalami kerusakan sehingga perlu diperbaiki untuk mempertahankan ketersediaan pangan," kata Purwanto di Gunung Kidul, Rabu.

Ia mengatakan berdasarkan data, saluran irigasi rusak ringan 21,6 persen, kondisi baik 32,06 persen dan rusak berat mencapai 46,45 persen. Daerah irigasi rusak tersebut tersebar lebih dari 200 daerah irigasi di Gunung Kidul.

Total daerah irigasi seluas 7.732.000 hektare, luas areal tanam 4.639.200 rencana panen 4.175 indeks pertanian 254,85 persen, hasil produksi hanya 5,74 ton per hektare sekali panen.

Sementara itu, panjang saluran irigasi primer 12. 513.70 meter, sekunder 305.116,10 meter dan �tersier dengan panjang�49.660.000. "Data itu pada 2014," katanya.

Purwanto mengatakan irigasi sangat penting untuk mememenuhi kebutuhan pertanian pada saat musim kemarau sehingga pihaknya mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki. Anggaran perbaikan ke pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). "Untuk perbaikan dari APBD kami lihat dulu," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gunung Kidul Slamet Supriyadi mengakui banyak saluran irigasi yang rusak. Namun demikian pemerintah terus mengupayakan perbaikan.

Ia mengatakan ada tiga plot anggaran diantaranya bekerjasama dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) sekitar Rp134 juta. Kemudian optimalisasi irigasi senilai Rp267 juta dan untuk rehab jaringan irigasi sekitar Rp3,3 miliar. "Sekarang sudah dalam proses menuju optimalisasi saluran irigasi," kata Slamet.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024