Bantul perbaiki jaringan irigasi wujudkan swasembada pangan

id irigasi

Bantul perbaiki jaringan irigasi wujudkan swasembada pangan

Jaringan irigasi (Foto antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini berencana memperbaiki jaringan irigasi di wilayah setempat seluas sekitar dua ribu hektare untuk mewujudkan swasembada pangan.

"Bantul tahun ini ditargetkan bisa mencapai produksi padi sebanyak 198.780 ton, dan untuk mewujudkannya diupayakan dengan rehabilitasi jaringan irigasi seluas dua ribu hektare," kata Bupati Bantul Sri Surya Widati di sela panen raya padi di bulak Kalipakel, Desa Donotirto, Bantul, Kamis.

Menurut dia, beras merupakan kebutuhan pangan yang paling pokok bagi masyarakat, sehingga produksinya harus dijaga, bahkan ditingkatkan, karena kebutuhannya semakin banyak setiap tahun, seiring dengan pertumbuhan penduduk.

"Upaya untuk mencapai produksi padi juga dilakukan dengan optimalisasi lahan seluas 1.050 hektare, dan pengambangan budi daya padi dengan metode SRI ("system rice of intensification") seluas seribu hektare," kata bupati.

Sementara itu, menurut dia, untuk mendukung peningkatan produksi jagung dan kedelai, melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan diupayakan dilakukan gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT) untuk jagung seluas 500 hektare, dan kedelai seluas seribu hektare.

Ketua Kelompok Tani "Mekar Jaya" Dusun Kalipakel, Desa Donotirto, Sutaryono mengatakan di wilayah Kecamatan Kretek ini terdapat lahan pertanian seluas 550 hektare, 86 hektare di antaranya merupakan lahan binaan kelompoknya.

Menurut dia, berdasarkan penghitungan ubinan yang dilakukan secara acak terhadap hasil panen saat ini, dari empat sampel yang diambil rata-rata produktivitas pada sekitar 12,8 ton per hektare dan bila dikeringkan diperkirakan 11,6 ton per hektare.

Sutaryono mengatakan kelompok tani berharap adanya perbaikan irigasi oleh pemerintah di daerah tersebut, karena selama ini jaringan irigasi di wilayahnya menjadi kendala dengan pasokan air untuk mendukung pertanian.

"Disamping itu juga mohon diberi izin untuk mengolah pupuk bersubsidi menjadi tablet, karena dengan model tablet lebih mudah menghitung kebutuhan, penyebaran dan mengurangi gulma (hama tanaman) yang mungkin timbul," katanya.

(KR-HRI)