Pengusaha DIY harapkan kemudahan izin ekspor

id hipmi

Pengusaha DIY harapkan kemudahan izin ekspor

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Foto apkasi.or.id)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pemerintah lebih mempermudah izin ekspor bagi pengusaha lokal menghadapi lonjakan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Henry Ardiyanto di Yogyakarta, Rabu mengatakan peluang ekspor seharusnya dapat ditangkap oleh para pengusaha lokal dengan dukungan pemerintah.

"Menghadapi penguatan dolar AS, ekspor seharusnya digenjot, sementara impor ditekan," kata dia.

Menurut dia, kemudahan perizinan ekspor perlu menjadi agenda prioritas pemerintah saat ini, untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah. Hal itu juga sekaligus memanfaatkan momentum penguatan dolar Amerika Serikat (AS) bagi eksportir.

Henry menilai kendati nilai tukar dolar AS menguat, hingga saat ini kinerja ekspor di kalangan pengusaha lokal di DIY masih belum menunjukkan lonjakan yang signifikan.

"Ekspor tidak langsung naik luar biasa. sampai saat ini masih biasa-biasa saja," kata dia.

Dia mengatakan hampir sebagian besar industri di DIY, baik yang berskala kecil maupun menengah mulai dari industri konveksi, aneka kerajinan, hingga batik terdampak merosotnya nilai tukar rupiah karena sebagian besar masih mengandalkan bahan baku impor dan hanya dijual di pasar domestik.

"Hampir semuanya masih mengandalkan bahan baku impor," kata dia.

Hal senada dikatakan Wakil Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan DIY, Wawan Harmawan. Menurut Wawan kemudahan izin serta insentif bagi calon eksportir perlu diberikan pemerintah, mengingat jumlah eksportir, khususnya di sektor kerajinan masih minim.

Menurut dia pelaku usaha kerajinan di DIY yang telah menggeluti pasar ekspor jumlahnya masih belum banyak dengan persentase di bawah 20 persen dari seluruh pelaku usaha di daerah setempat.

Selain itu dia mengatakan menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah, upaya diversifikasi atau perluasan pasar ekspor juga perlu dilakukan selain menyasar Eropa atau Amerika Serikat.

Adapun negara tujuan ekspor selain AS dan Eropa, ia menyebutkan, antara lain ditujukan ke India, Brazil, serta Rusia dan Tiongkok, Lebanon, Mesir, Dubai, dan Arab Saudi.

"Kalau daya beli masyarakat lokal melemah tentu kami membutuhkan akses pasar yang lebih luas lagi," kata dia.
L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024