Disparbud harapkan peningkatan kunjungan wisman bebas visa

id wisatawan manca

Disparbud harapkan peningkatan kunjungan wisman bebas visa

kunjungan wisatawan mancanegara (Foto Antara/Wahyu Putro)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta berharap terjadi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara jika kebijakan pemberian bebas visa untuk 30 negara bisa direalisasikan.

"Selama ini, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Yogyakarta baru mencapai 20 persen dari total kunjungan wisatawan sekitar tiga juta orang dalam satu tahun," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Kamis.

Sebagian besar wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Yogyakarta berasal dari Belanda dan sejumlah negara di Eropa Barat. Wisatawan tersebut tertarik mempelajari atau melihat peninggalan nenek moyang mereka, saat masih menjajah Indonesia.

Jika rencana pemberian bebas visa tersebut benar direalisasikan, Eko menyebut seluruh pemangku kepentingan di industri pariwisata harus siap, di antaranya menyiapkan atraksi wisata yang menarik, tetapi tetap mempertahankan ruh atau makna yang dimiliki.

"Atraksi wisata, khususnya yang bersifat tradisional tidak hanya sekadar tontonan tetapi harus memiliki makna," ucapnya yang menyebut lama tinggal wisatawan asing di Yogyakarta masih berkisar 2,7 hari.

Eko menambahkan, akan mendorong Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) untuk bisa menangkap peluang di berbagai aspek guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

"Kami akan berkomunikasi dengan BP2KY mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Seluruh kegiatan harus dilakukan secara transparan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asita DIY Edwin Ismedi Himna mengatakan, pelaku wisata menyambut baik rencana pemberian bebas visa kepada 30 negara, meskipun untuk mewujudkannya tidak mudah.

"Diperlukan payung hukum untuk pemberian bebas visa itu. Selain itu, harus ada timbal balik yang sama dari negara yang diberi bebas visa. Orang Indonesia pun harus bebas visa untuk masuk ke negara tersebut," ujarnya.

Meskipun demikian, ia mengatakan, pelaku wisata perlu terus mempersiapkan diri jika kebijakan itu resmi diberlakukan, seperti mempelajari karakter wisatawan asing serta bahasa yang digunakan agar komunikasi bisa lebih lancar.

"Jika wisatawan yang datang masih bisa menggunakan Bahasa Inggris, maka hal itu tidak menjadi masalah. Namun, jika wisatawan itu menggunakan bahasa lain maka harus ada persiapan yang dilakukan oleh biro perjalanan wisata," tuturnya.

Selama ini, wisatawan asing yang paling banyak datang ke Yogyakarta berasal dari Belanda, Jepang dan Malaysia. Total wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta mencapai sekitar 200.000 per tahun. ***1*** 

(U.E013)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024