Warga Kota Yogyakarta diimbau pantau tebing antisipasi longsor

id longsor

Warga Kota Yogyakarta diimbau pantau tebing antisipasi longsor

Ilustrasi ancaman tanah longsor (Foto Antara)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai, khususnya Kali Winongo di Kota Yogyakarta diimbau rutin memantau kondisi tebing di daerahnya guna mengantisipasi bencana tanah longsor yang masih berpotensi terjadi saat musim pancaroba ini.

"Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai tentunya mengetahui kondisi daerahnya dan mereka pasti akan menyadari jika terjadi suatu perubahan di tebing sungai, misalnya muncul retakan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, perubahan apapun yang terjadi di tebing sungai atau lokasi lain harus segera dilaporkan ke BPBD Kota Yogyakarta supaya bisa segera dilakukan langkah antisipasi.

Selain kepada warga, imbauan yang sama juga ditujukan kepada pengelola kampung tangguh bencana yang berada di sepanjang bantaran sungai.

Pada Kamis (26/3) sore, terjadi longsor di tebing Sungai Winongo yang berada di perbatasan RW 1 dan RW 2 Kelurahan Kricak Tegalrejo Yogyakarta.

Tidak ada korban jiwa akibat longsor tersebut namun materialnya menimbun enam ternak kambing dan terdapat satu musholla yang kini berada dalam kondisi menggantung.

Kejadian longsor tebing setinggi lima meter tersebut juga mengancam tiga rumah penduduk yang dihuni 10 jiwa. Tebing yang longsor tersebut sebenarnya sudah ditalud namun kondisi bangunannya sudah tua.

"Pada saat kejadian, tidak terjadi hujan yang terlalu deras sehingga dimungkinkan tanah di lokasi tersebut memang sudah jenuh dengan air. Sebelum kejadian pun, sudah muncul retakan di tebing," katanya.

BPBD Kota Yogyakarta masih menunggu koordinasi dengan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah setempat sebelum melakukan evakusi karena dimungkinkan masih ada potensi longsor susulan.

"Kami belum melakukan evakuasi dan tebing yang longsor untuk sementara ditutup dengan terpal agar terhindar dari hujan dan mengurangi potensi longsor susulan," lanjutnya.

Penduduk yang terdampak, lanjut Agus, juga belum diungsikan, namun BPBD Kota Yogyakarta sudah menyiagakan tenda keluarga jika sewaktu-waktu dibutuhkan atau warga diungsikan ke rumah penduduk yang lebih aman.

Atas kejadian tersebut, Agus meminta warga yang tinggal di bantaran sungai untuk memerhatikan kondisi talang rumah sehingga air hujan tidak langsung jatuh ke tanah tetapi dialirkan ke lokasi yang lebih aman.

Selain di bantaran Sungai Winongo, daerah yang juga rawan longsor terdapat di tebing Sungai Gajah Wong khususnya di sekitar Gambiran dan Kotagede karena tebing di lokasi tersebut curam dan tinggi.

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, musim kemarau akan berlangsung mulai akhir April atau awal Mei.

"Hal yang harus diantisipasi saat musim pancaroba adalah angin kencang," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan dan Drainase Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta Aki Lukman mengatakan sudah memperoleh laporan terkait bencana longsor di Kricak.

"Sudah kami terjunkan tim ke lapangan untuk memantau kondisinya," katanya.
(E013)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024