Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menindaklanjuti penularan leptospirosis di Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan dengan melakukan uji sampel dan diketahui 20 persen sampel air dan tanah mengandung bakteri Leptospira.
"Pengujian dilakukan mulai dari warga, pengujian air dan tanah serta pengujian terhadap urine tikus. Dari pengujian, sampel yang positif mengandung bakteri Leptospira yakni air dan tanah," kata District Surveillance Officer Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Rubangi di Yogyakarta, Jumat.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan melakukan pengujian berbagai sampel di Kecamatan Gondomanan karena penyebaran leptospirosis di wilayah tersebut cukup tinggi, bahkan tiga warga meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan "rapid disease test" (RDT) terhadap 12 warga dari populasi berisiko menunjukkan bahwa 100 persen responden negatif leptospirosis, selain itu juga dilakukan pengujian terhadap lima sampel air dan tanah.
"Dari pengujian itu menunjukkan bahwa 20 persen sampel positif leptospirosis. Namun, kami pun tidak mengetahui apakah ada nilai ambang batas untuk hasil pengujian sampel air dan tanah," katanya.
Petugas juga memasang 30 perangkap tikus dan dapat menangkap 12 ekor tikus yang didominasi dari spesies RR Diardii. Namun, sampel dari urine tikus yang tertangkap tersebut negatif bakteri leptospira.
Hasil pengujian dari BTKL tersebut akan disampaikan ke Puskesmas Gondomanan agar disosialisasikan kepada masyarakat agar warga tetap waspada terhadap penyakit tersebut.
"Kami juga sudah sosialisasi ke warga agar mencurigai setiap ada warga yang demam tinggi. Warga itu akan langsung menjadi `suspect` leptospirosis," katanya.
Kecamatan Gondomanan adalah wilayah yang menjadi endemik baru leptospirosis. Penularan leptospirosis yang cukup tinggi di kecamatan tersebut dimungkinkan terjadi karena lokasi tersebut berada di tepi Sungai Code. "Saat air sungai meluap, tikus pun masuk ke permukiman," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Amelia mengatakan, warga diminta tetap waspada terhadap penularan leptospirosis dan terus menggiatkan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.
"Pola hidup bersih dan sehat harus tetap dijaga. Mencuci tangan dengan sabun usai melakukan berbagai aktivitas juga harus dilakukan," katanya.
Sedangkan perburuan tikus secara massal tidak dianjurkan karena justru meningkatkan risiko penularan leptospirosis.
"Kami juga akan sampaikan hasil pengujian ini ke Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian agar mereka membantu proses disinfeksi," katanya.
Sampai saat ini, kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 15 kasus, dengan lima pasien meninggal dunia. Selain di Gondomanan, penyakit tersebut juga berjangkit di Kecamatan Umbulharjo, Wirobrajan dan Pakualaman. ***4***
(U.E013)
Berita Lainnya
Dinkes Sleman mengoptimalkan kader jumantik cegah kasus DBD
Selasa, 26 Maret 2024 10:33 Wib
Waspadai leptospirosis serang anak saat musim hujan, kata dokter
Senin, 12 Februari 2024 7:09 Wib
Enam penyakit harus diwaspadai saat musim hujan
Kamis, 8 Februari 2024 19:58 Wib
Musim pancaroba, leptospirosis perlu diwaspadai
Sabtu, 4 November 2023 16:14 Wib
Dinkes Yogyakarta meminta masyarakat cegah lonjakan kasus leptospirosis
Minggu, 29 Oktober 2023 19:23 Wib
Masyarakat Gunungkidul diimbau jaga kebersihan mencegah leptospirosis
Minggu, 23 Juli 2023 20:39 Wib
Dinkes Kulon Progo melaksanakan survei vektor leptospirosis
Jumat, 16 Juni 2023 13:29 Wib
Pemkab Kulon Progo mengeluarkan edaran penatalaksanaan leptospirosis
Minggu, 16 April 2023 23:25 Wib