Jogja (Antara Jogja) - Wahana Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta masih menunggu keputusan pemerintah setempat dalam menyikapi operasional tambak udang di tiga kabupaten yang dinilai mencemarkan sumber air masyarakat.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DIY Halik Sandera di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan Pemda DIY perlu segera memberi instruksi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul, terkait tambak udang tersebut, karena berkaitan dengan kebutuhan air bersih, lahan pertanian, serta kepentingan pariwisata.
"Kami masih menunggu keputusan pemerintah. Jika dibiarkan berlarut-larut, persediaan air bersih masyarakat pesisir terancam," katanya.
Halik mengatakan di Kabupaten Bantul sejak Juni 2014 telah keluar peraturan yang melarang pengoperasian tambak udang, dengan tenggat waktu hingga Desember 2014.
Namun, hingga saat ini masih belum ada kejelasan keputusan penutupannya.
Menurut dia, inisiatif pembuatan tambak udang sejak awal telah menyalahi konsep tata ruang, karena sesuai peruntukannya merupakan wilayah yang dikhususkan untuk pertanian dan wisata pantai.
Selain itu, kata Halik, terus berlanjutnya pengoperasian tambak udang hingga saat ini telah memiliki dampak signifikan terhadap pencemaran, yakni berupa intrusi air asin ke daratan.
Hal itu berakibat berubahnya sumber air tawar menjadi air asin.
"Ini jelas berdampak pada krisis air bersih yang dibutuhkan untuk dikonsumsi masyarakat di sekitar pesisir," katanya.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Istimewa Yogyakarta Suwarman Partosuwiryo menilai tambak udang memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap produksi ikan tangkap.
Menurut Suwarman, pengembangan tambak udang di tiga kabupaten itu dapat terus dilestarikan, dengan catatan dikelola secara legal serta dilengkapi dengan instalasi pengelolaan limbah yang memadai, sehingga tidak mencermarkan lingkungan.
Ia menyebutkan produksi tambak udang hingga kini terbesar berada di Kabupaten Kulon Progo yang pada 2014 mampu menghasilkan 1.300 ton udang vaname.
Sementara Kabupaten Bantul menghasilkan 500 ton, dan Kabupaten Gunung Kidul 24 ton udang vaname. "Perolehan (udang vaname) 2014 di DIY meningkat tajam dari 2013 yang hanya menghasilkan 800 ton," kata dia.
(L007)
Berita Lainnya
Ganjar-Mahfud kampanye akbar di Banyuwangi
Kamis, 8 Februari 2024 12:12 Wib
Empat ekor harimau mati, KLHK evaluasi Medan Zoo, Sumut
Selasa, 30 Januari 2024 2:30 Wib
Walhi Sumut minta Medan Zoo ditutup
Senin, 29 Januari 2024 4:42 Wib
Walhi sebut pohon tumbang timpa pengguna jalan kelalaian pemerintah
Senin, 10 Februari 2020 20:01 Wib
Walhi DIY sebut harus ada program inventarisasi pohon rawan
Sabtu, 21 Desember 2019 9:42 Wib
Walhi minta aktivitas pertambangan sekitar Sawahlunto dihentikan
Minggu, 7 Juli 2019 19:39 Wib
Pemerintah diminta mengawasi pemasangan iklan tidak ramah lingkungan
Selasa, 2 Juli 2019 11:32 Wib
Walhi kampanyekan mudik tanpa sampah plastik
Selasa, 28 Mei 2019 20:48 Wib