BI: utang luar negeri Indonesia masih sehat

id bank indonesia

BI: utang luar negeri Indonesia masih sehat

Bank Indonesia (antaranews.com)

Manado, 1/4 (Antara) - Asisten Direktur Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara Ignatius Adhi mengatakan utang luar negeri Indonesia saat ini masih dalam posisi sehat.

"Kalau menurut BI posisi utang luar negeri saat ini masih dalam kondisi sehat," kata Ignatius, di Manado, Rabu.

Dia mengatakan sebenarnya yang kami lihat dari kondisi utang LN adalah besarannya, apakah mendekati besaran output ekonomi atau tidak.

"Semakin besar jumlahnya dan mendekati besaran output ekonomi itu semakin berisiko, karena kalau sewaktu-waktu utang itu jatuh tempo kemungkinan tidak bisa dibayar," jelasnya.

Terus, katanya, yang kita lihat adalah jangka waktu, kalau semakin banyak yang jangka pendek maka makin tidak sehat.

Kepemilikan juga penting, katanya, kalau utang publik atau pemerintah yang umumnya bentuknya global bond biasanya lebih aman karena pemrintah biasanya sudah punya skenario bayar yang jelas.

Dia mengatakan, kalau utang swasta mendominasi, risiko semakin besar karena biasanya utang konglemerasi ini tidak terlalu jelas skenario bayarnya.

"ULN sejauh ini mampu mendorong ekspansi perekonomian nasional, kalau tidak ada ULN, pemerintah dan swasta tidak bisa anggarkan buat infrastruktur yang besar di Indonesia," katanya.

Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) sektor swasta pada Januari 2015 melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Desember 2014, ULN sektor swasta tumbuh sebesar 14,2 persen (yoy), sementara pertumbuhan Januari 2015 sebesar 13,6 persen (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN sektor swasta pada akhir Januari 2015 mencapai 162,9 miliar dolar AS (54,6 persen dari total ULN). Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat sebesar 135,7 miliar dolar AS (45,4 persen dari total ULN).

Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar 4,0 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai 298,6 miliar dolar AS, atau tumbuh 10,1 persen (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (84,7 persen dari total ULN). ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12,0 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2014 yang sebesar 11,3 persen (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen (yoy).

Pada akhir Januari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai 131,6 miliar dolar AS atau 97,0 persen dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar 121,5 miliar dolar AS atau 74,6 persen dari total ULN swasta. Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek mencapai USD45,5 miliar (15,3% dari total ULN).

ULN swasta pada akhir Januari 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Posisi ULN keempat sektor tersebut masing-masing sebesar 47,2 miliar dolar AS (28,9 persen dari total ULN swasta), 32,2 miliar dolar AS (19,8 persen dari total ULN swasta), 26,4 miliar dolar AS (16,2 persen dari total ULN swasta), dan 19,2 miliar dolar AS (11,8 persen dari total ULN swasta).

KR-NCY
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024