Sleman, (Antara Jogja) - Masyarakat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diminta tangguh menghadapi bencana karena daerah ini rawan bencana, terutama letusan Gunung Merapi, kata Bupati setempat Sri Purnomo.
"Masyarakat yang tangguh bencana yakni masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan merusak melalui proses adaptasi," katanya saat mengukuhkan Desa Hargobingangun, Pakem sebagai Desa Tangguh Bencana, Kamis.
Menurut dia, masyarakat tangguh bencana harus mampu mengelola, menjaga struktur, dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.
"Jika terkena dampak bencana, mereka dapat membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dengan cepat memulihkan diri secara mandiri," katanya.
Sri Purnomo mengatakan pembinaan dan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) mutlak diperlukan di Kabupaten Sleman karena masyarakat merupakan penerima dampak langsung dari bencana dan sekaligus sebagai pelaku pertama dan langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya.
"Maka masyarakat perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar tidak hanya siap menghadapi bencana tapi juga tangguh menanggulanginya," katanya.
Ia mengatakan, perlu disadari bahwa dalam setiap mitigasi bencana, dukungan dari masyarakat dan dukungan tim relawan mutlak diperlukan.
"Masyarakat juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana, dengan harapan kesiapsiagaan tersebut dapat bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa," katanya.
Sampai saat ini sudah ada lima desa tangguh bencana di lereng Gunung Merapi, setelah sebelumnya sepanjang 2014 telah dibentuk empat desa tangguh bencana di antaranya di Desa Wukirsari, Kepuharjo, Sindumartani, dan Girikerto.
"Selain mengembangkan desa tangguh bencana, berbagai pemangku kepentingan ikut menguatkan kapasitas lokal karena penanggulangan bencana harus dilakukan sinergis antara masyarakat, pemerintah, dan swasta," katanya.
Sebelum dilakukan pengukuhan diadakan gladi lapang penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi kerja sama BPBD DIY-BPBD Sleman yang diikuti 210 peserta dari 12 padukuhan di Hargobinangun serta dilakukan penandatanganan nota kesepahaman komitmen pemanfaatan sarana milik swasta yang dapat digunakan untuk mitigasi bencana bagi pengamanan masyarakat yakni UII, PPPG Kesenian, dan RS Grhasia.
Selain itu dilakukan penandatanganan prasasti sekolah tangguh bencana bagi SDN Kiyaran I Wukirsari Cangkringan, SDN Umbulharjo Cangkringan, dan SMPN I Cangkringan yang ke tiga sekolah tersebut juga mendapat bantuan satu buah alat komunikasi "handy talky" (HT) dari Pemkab Sleman.
Dalam kesempatan ini Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi menyerahkan bantuan satu gergaji mesin kepada Pemerintah Desa Hargobinangun Pakem.***4***
(V001)
Berita Lainnya
Pulang rumah, 3.041 pengungsi banjir di Kudus, Jateng
Rabu, 27 Maret 2024 17:05 Wib
Legislator: Prioritaskan infrastruktur di daerah bencana Bawean, Jatim
Rabu, 27 Maret 2024 14:21 Wib
Banjir Bandung Barat, Jabar, telan 4 jiwa warga
Rabu, 27 Maret 2024 9:41 Wib
Pelajar di Indonesia perlu peroleh pemahaman mitigasi bencana
Senin, 25 Maret 2024 20:56 Wib
Korban gempa Bawean, Jatim, butuh pendampingan psikososial atasi trauma
Senin, 25 Maret 2024 9:26 Wib
60 relawan Kampung Siaga Bencana di Indoneaia bantu mitigasi bencana
Senin, 25 Maret 2024 5:53 Wib
Cuaca ekstrem rusakkan 45 rumah di Semarang, Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 20:41 Wib
Banjir Demak, Jateng, 24.436 warga masih mengungsi
Jumat, 22 Maret 2024 0:25 Wib