Disperindagkop berharap petani utamakan pasokan DIY

id petani

Disperindagkop berharap petani utamakan pasokan DIY

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta berharap para petani dapat mengutamakan penjualan hasil pertaniannya untuk mendukung persediaan di lokal daerah itu.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan UMKM DIY Eko Witoyo di Yogyakarta, Jumat, mengatakan kelangkaan stok kebutuhan pokok di tingkat pedagang di DIY dapat terjadi setiap saat, karena penjualan hasil pertanian DIY hingga kini masih lebih diprioritaskan ke luar daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. "Karena di luar daerah, barang bisa dijual dengan harga lebih tinggi," kata Eko.

Menurut dia, dibandingkan disebabkan dampak kenaikan bahan bakar minyak, menurut dia, kelangkaan persediaan justru menjadi penyebab dominan kenaikan harga bahan pokok di DIY.

Menurut Eko, selama ini persoalan naik atau turunnya harga BBM biasanya hanya berpengaruh signifikan terhadap barang-barang pabrikan atau kemasan, serta makanan jadi. Hal itu akan terasa khususnya jika transportasi umum turut mengalami kenaikan tarif.

Meski demikian, dia mengatakan kenaikan BBM pada akhirnya turut memicu kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal itu disebabkan naiknya biaya transportasi untuk mendatangkan kebutuhan bahan pokok dari daerah lain, karena berkurangnya pasokan dari DIY sendiri. "Kalau pasokan barang sedikit ya harga naik, kalau masih mencukupi maka harga akan tetap normal," kata dia.

Sesuai hasil survei di beberapa pasar induk seperti Beringharjo, Pasar Demangan, dan Pasar Kranggan, Eko menyebutkan harga jual bawang merah dari Rp25.000 menjadi Rp26.000 per kilogram (kg), cabai merah keriting dari Rp13.000 menjadi Rp13.300 per kg, cabai merah besar Rp13.000 menjadi Rp13.600 per kg, dan telur ayam ras dari Rp17.400 menjadi Rp17.500 per kg. "Kami akan berupaya menjaga persediaan (sembako), agar tidak kembali terjadi lonjakan," katanya.

(L007)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024