Bantul gelar pentas kesenian dukung sektor pariwisata

id pentas kesenian

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar pentas kesenian dan kebudayaan tradisional di Pantai Gua Cemara, Minggu (19/4) guna mendukung pengembangan sektor pariwisata wilayah ini.

"Yang kami tampilkan ada tiga jenis kesenian, yakni kesenian campursari, tari-tarian tradisional dan koes plus-an," kata Sunaryo, Kepala Sekdi (Kasi) Pengembangan Daya Tarik Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, di Bantul, Minggu.

Menurut dia, pentas kesenian bertajuk `Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata, Aktualisasi Seni Tradisi Budaya untuk Mendukung Kepariwisataan` merupakan hasil kerjasama Dinas Kebudayaan DIY dan Kelompok Sadar Wisata Pantai Gua Cemara.

"Untuk melestarikan seni budaya dibutuhkan sinergitas antar instansi dan kelompok sadar wisata, selain itu even-even seperti ini juga harus dirancang dan diselenggarakan secara kontinyu," katanya.

Ia mengatakan, karena tujuan kegiatan untuk pelestarian dan pembinaan, sehingga seluruh pelaku kesenian yang terlibat dalam pentas ini merupakan warga asli Bantul, terutama mereka yang masih dalam satu wilayah dengan kawasan wisata itu.

"Tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul mendapat jatah sepuluh pentas kesenian dan kebudayaan tradisional dari Dinas Kebudayaan DIY, seluruh pentas ini kami sebar di beberapa objek pariwisata," katanya.

Selain melestarikan seni budaya, kata dia, pentas seni ini juga punya misi untuk mendukung sektor kepariwisataan, sehingga harapannya dapat menarik minat wisatawan dan memberi hiburan bagi para pengunjung yang berlibur di kawasan wisata itu.

Sementara itu, salah satu pengisi pentas kesenian adalah Sanggar Seni Trias Budaya yang menampilkan beragam jenis tari-tarian tradisional seperti tari Jaran Kore, tari Satria, tari Gegala, tari Panganti, tari Gembira, tari Perang-perangan, tari Kupu-kupu, tari Lilin, dan tari Sluku-sluku Bathok.

"Yang saya ajak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), rata-rata mereka masih kelas II hingga kelas III, jumlahnya ada sekitar 50 anak," kata Ketua Sanggar Seni Tria Budaya Tri Asmoro.

(KR-HRI)