Promo pasar berhadiah tidak lagi gunakan zonasi

id pasar

Promo pasar berhadiah tidak lagi gunakan zonasi

Ilustrasi (Foto Antara/Mamiek/ags/14)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Promo pasar berhadiah yang kembali digelar pada 2015 mengusung konsep yang berbeda dibanding 2014 yaitu tidak lagi menggunakan sistem zonasi tetapi diserahkan pada kreativitas setiap pasar tradisional di Kota Yogyakarta.

"Kami tidak lagi mengelompokkan pasar tradisional ke dalam zona tertentu. Setiap paguyuban pasar akan membentuk panitia promo pasar berhadiah sendiri-sendiri yang akan didampingi oleh pemerintah," kata Kepala Bidang Pengembangan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Rudi Firdaus di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, perubahan konsep penyelenggaraan kegiatan promo pasar tersebut diharapkan dapat menonjolkan karakter dan keunikan di masing-masing pasar tradisional sekaligus mendorong pedagang untuk melakukan inovasi. Di Kota Yogyakarta terdapat 31 pasar tradisional.

Kegiatan promo pasar berhadiah akan digelar dalam jangka waktu tiga bulan terhitung sejak 7 Juli hingga 7 Oktober.

"Hari ini sudah dilakukan pencanangan untuk kegiatan promo pasar tersebut. Harapannya, panitia yang dibentuk bisa langsung bekerja melakukan persiapan," katanya.

Kepanitiaan yang dibentuk di tiap pasar tradisional tersebut memiliki tugas untuk melaksanakan promo pasar sekaligus menyiapkan hadiah bagi konsumen yang beruntung dan menentukan durasi promo pasar yang akan dilangsungkan.

"Penyelenggaraan bisa tiga bulan, namun setiap panitia bebas menentukan apakah akan melaksanakan secara penuh atau tidak. Namun, pelaksaan promo pasar tetap harus dilakukan di dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan itu," katanya.

Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta akan membantu pencetakan kupon dan pengadaan hadiah undian. Setiap pasar dibantu insentif untuk pengadaan hadiah undian sebesar Rp8 juta. Kekurangan dana bisa dipenuhi melalui swadaya paguyuban.

"Penetapan syarat nilai belanja untuk memperoleh kupon juga akan ditentukan oleh masing-masing pasar," katanya.

Pasar kelas IV dan V, atau dua kelas terbawah, lanjut dia, masih membutuhkan banyak pendampingan dari pemerintah untuk menyelenggarakan promo berhadiah itu.

"Misalnya saja Pasar Talok, Gedongkuning, Serangan dan Patangpuluhan membutuhkan banyak pendampingan," katanya.

Seperti penyelenggaraan promo pasar berhadiah pada tahun lalu, Rudi berharap terjadi kenaikan omzet pedagang hingga 20 persen dan kenaikan tingkat kunjungan hingga 10 persen. 

(E013)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024