Yogyakarta (Antara Jogja) - Pengelola perguruan tinggi harus mengedepankan mutu, meningkatkan kultur akademik, dan melakukan akselerasi dalam setiap langkah pengembangannya, kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid.
"Kebijakan berorientasi kualitas seharusnya menjadi pola pikir semua yg terlibat dalam pengelolaan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi swasta (PTS) maupun perguruan tinggi negeri (PTN)," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, pengelolaan perguruan tinggi yang serampangan bukan hanya merugikan masyarakat dan mencetak pengangguran, tetapi juga menimbulkan kemerosotan kredibilitas perguruan tinggi di mata publik.
"Perguruan tinggi harus berusaha mengembangkan sumber daya manusianya baik dari jumlah dosen, pendidikan dosen, jabatan akademik, mendorong dosen dan lembaga melahirkan karya-karya inovatif. Namun, kebijakan itu harus tetap realistis, dan memungkinkan untuk dilaksanakan," katanya.
Ia mengatakan kalau melihat realitas yang ada, maka kebijakan rasio dosen mahasiswa akan sulit dilaksanakan secara penuh akhir 2015. Oleh karena itu, kebijakan tersebut harus dikaji ulang dengan skim yang tepat dan tahapan yang jelas sehingga dapat dilaksanakan.
Pemerintah, kata dia, bisa mewajibkan rasio yang baik, tetapi juga harus memberikan solusiuntuk yang kesulitan melaksanakannya. Misalnya dengan memberikan bantuan dosen negeri yang dipekerjakan pada PTS, yang pada waktu masa lalu banyak dilakukan.
"Jadi, tidak hanya asal memerintah dan memberikan ancaman," kata mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Menurut dia, anggaran terkait dengan sumber daya manusia seharusnya bersifat dominan dalam belanja perguruan tinggi termasuk untuk mendorong studi lanjut ke jenjang lebih tinggi.
Hal itu penting mengingat lulusan perguruan tinggi dipersiapkan untuk langsung masuk ke dunia kerja yang persaingannya semakin ketat. Mereka harus memiliki kompetensi keilmuan dan kepribadian yang baik untuk bisa bekerja dengan karir baik.
Oleh karena itu, dosen juga harus memiliki kompetensi yang tinggi serta mengikuti perkembangan yang ada. Dengan demikian, berbagai program dan stimulus harus diberikan agar dosen berminat menambah pengetahuannya dan berkarya baik dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.
Ia mengatakan dosen diharapkan menghasilkan karya-karya akademik yang bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.
"Hal itu bukan hanya bermanfaat bagi dosen, tetapi juga memperkuat kapasitas dan daya saing perguruan tinggi di tengah era perubahan di Tanah Air, ASEAN, dan global," kata Edy.
B015
Berita Lainnya
Ratusan peserta meriahkan "Gowes Bareng APTISI V dan LLDIKTI V"
Minggu, 21 Januari 2024 15:33 Wib
Tiga PTS terakreditasi unggul
Selasa, 13 Desember 2022 7:30 Wib
Aptisi DIY membuka PMB bersama melalui jogjaversitas
Sabtu, 25 Juli 2020 22:46 Wib
Akademisi: sistem akreditasi nasional memerlukan komitmen negara
Selasa, 9 Februari 2016 23:33 Wib
Aptisi: lulusan perguruan tinggi harus ciptakan pekerjaan
Selasa, 29 Desember 2015 23:38 Wib
Aptisi: pemerintah perlu moratorium pendirian PT baru
Selasa, 30 Juni 2015 23:17 Wib
Aptisi: pendidikan jauh tidak boleh abaikan mutu
Kamis, 16 April 2015 22:01 Wib
Perguruan tinggi swasta diharapkan perkuat kelembagaan
Senin, 30 Maret 2015 21:57 Wib