Kader PDIP DIY diminta menangkan pilkada 2015

id puti soekarno

Kader PDIP DIY diminta menangkan pilkada 2015

Kader PDIP Puti Guntur Soekarno (Foto ANTARA/Mamiek)

Sleman, (Antara Jogja) - Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta meminta seluruh kader memenangkan calon bupati kader PDIP dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul 2015.

Ketua DPD PDIP DIY Bambang Praswanto di Sleman, Minggu, berpesan agar kader PDIP di tiga kabupaten yang melakanakan Pilkada 2015 mendukung sepenuhnya calon yang diajukan partai menjadi kepala daerah.

"Jangan sampai suara terpecah, yang terpilih nanti harus didukung," kata Bambang.

Ia mengatakan hingga saat ini, DPD PDIP belum mengumumkan nama-nama calon bupati yang akan diusung dalam Pilkada 2015 di Kabupaten Sleman, Bantul dan Gunung Kidul. Namun demikian, calon yang akan maju melalui PDIP harus memenuhi kriteria PDIP, terutama keperpihakannya kepada rakyat.

"Nama-nama calon yang akan maju memang sudah ada. Tapi kami terus melakukan pemantapan calon yang akan diusung di setiap kabupaten. Kami tidak ingin, calon yang diusung PDIP kalah," katanya.

Semantara itu, politisi muda PDIP Puti Guntur Sukarno mengatakan pada akhir tahun ini, ada 269 pilkada serentak dilaksanakan. DI Yogyakarta ada tiga daerah yaitu Sleman, Bantul dan Gunung Kidul yang butuh keterlibatan kader agar terlibat aktif,harus memenangkan pemilihan kepala daerah untuk kawal pemerintahan Jokowi - JK.

Puti Sukarno meminta dalam berproses merebut kepercayaan rakyat, kader tetap menjalankan garis kebijakan partai sesuai dengan pendidikan kader yaitu berjuang untuk rakyat. Untuk mengimplementasikan kebijakan, sebagai partai pelopor, kader harus paham apa itu mantap ideologi, mantap organisasi mantap kader, mantap program hingga mantap sumber daya.

"Sebagai kader, jelas harus paham dan tahu ruh ideologi Pancasila Soekarno, 1 Juni seperti apa yaitu berpihak marhaenisme itu sendiri," katanya.

Puti mengingatkan kader dalam pengabdian kepada rakyat sesuai dedication of life, bagaimana pengabdian untuk Tuhan, diri sendiri dan masyarakat.

"Perlu ada gemblengan secara rutin, bagaimana marhaenis partai memperjuangkan rakyat marhaen. Kita ujung tombak di eksekutif, legislatif, dan struktur partai," katanya.

Sesuai Trisakti dalam ajaran Bung Karno kader diharapkan tidak berhenti dalam seremonial semata, apalagi sebagai bangsa yang berdaulat Indonesia, Soekarno pernah memberikan contoh sebagai bangsa yang berdaulat, Indonesia bisa sejajar dengan bangsa lain di dunia dan ajak bangsa di dunia ini menjadi bangsa yang merdeka.

Konteks tanggung jawab itu sudah diimplementasikan Soekarno dengan terselenggaranya Konferensi Asia Afrika bisa jadi rujukan bagaimana pengabdian kader dijalankan.

Di dalam posisi geopolitik, Indonesia sebagai satu-satunya partai yang bersetia pada ideologi Pancasila, 1 Juni, kader perlu terus berjuang membawa rakyat hidup lebih sejahtera.

"Di konteks internasional, sudah jelas contoh praksisnya. Dalam kaderisasi kita harus wujudkan betul memperjuangkan rakyat, kita harus turun dan bertemu dengan rakyat," katanya.

Puti menyebutkan, dalam catatan sejarah Soekarno dengan turun langsung merasakan suasana kebatinan rakyat, Pak Marhaen. Apa yang dilakukan Soekarno disebutkan bisa jadi modal kader, yang harus selalu ingat, setelah merebut kekuasaan bukanlah akhir perjuangan tapi awal dari perjuangan membawa kesejahteraan rakyat.

"Kita ada dari rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat," tegas Puti Soekarno.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024