BPBD DIY intensifkan pembentukan komunitas tangguh bencana

id Bantaran sungai Code

BPBD DIY intensifkan pembentukan komunitas tangguh bencana

Petugas kepolisian memeriksa bangunan yang roboh akibat terjangangan angin kencang di Kecamatan Tempel, Sleman, Rabu (25/3). Tiga orang meninggal dunia akibat tertimpa puing bangunan. Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto (antara)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan sosialisasi program pengurangan risiko bencana dengan membentuk komunitas tangguh bencana.

Kepala Bidang Kegawatdaruratan BPBD DIY Danang Samsu di Yogyakarta, Selasa, mengatakan masyarakat perlu terlibat aktif dalam program pengurangan risiko bencana untuk menghadapi aneka bencana yang terjadi di wilayah perkotaan.

"BPBD sebagai lembaga baru memiliki tugas meningkatkan kapasitas masyarakat soal kebencanaan. Program penanggulangan bencana tidak bisa dijalankan, kalau tidak ada keterlibatan masyarakat, sehingga perlu dibentuk komunitas tangguh bencana," kata Danang Samsu saat berbicara di forum Silaturahmi bersama Ketua Fraksi PDI Perjuangan DIY Eko Suwanto.

Dalam forum silaturahmi bersama dengan warga dan perangkat RT/RW dari Mergangsan, seperti Surokarsan, Nyutran dan Wirogunan mengemuka juga adanya kebutuhan penambahan alat perlengkapan diri bagi sukarelawan, kelompok rescue saat terjadi bencana.

Terkait dengan bencana pada akhir-akhir ini, menurut dia, disebabkan adanya peningkatan intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan banjir di sejumlah titik.

Namun demikian, kata Danang, ancaman banjir sebenarnya terjadi di area tertentu saja. Kondisi banjir seperti saat ini dipicu masalah-masalah hidrologis.

"Banjir yang melanda Kota Yogyakarta, ya itu di situ saja. Memang membutuhkan perhatian khusus guna mencari penyelesaian ancaman banjir," katanya.

Menurut Danang, untuk mengantisipasi banjir di perkotaan, pertama warga harus berpindah dari kawasan rentan bencana ke lokasi yang lebih aman atau ikuti kebijakan relokasi. Kedua, menyelesaikan sumber masalah di hulu seperti perwujudan dan menjaga daerah resapan agar tidak habis hanya untuk ditanami bangunan.

"Hal ini dua konsekuensi yang harus dipilih dalam mengatasi persoalan banjir di Kota Yogyakarta," kata Danang.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono mengatakan partisipasi aktif warga dibutuhkan untuk bersama-sama jadikan lingkungan sekitar dan sebanyak mungkin kelompok masyarakat menjadi kelompok dan kampung siaga bencana.

"Ada banyak pos anggaran yang bisa digunakan soal penangan bencana banjir, baik itu pencegahan maupun praktik gladi lapangan," katanya.

Ketua Fraksi PDIP DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan melalui forum silaturahmi yang dilakukan rutin diharapkan masyarakat bisa mengakses alokasi dana yang ada. Forum silaturahmi sekaligus jadi ajang pendidikan politik dan sosialisasi kerja-kerja konstitusional, sosialisasi produk peraturan daerah yang sudah selesai dibahas.

"Ini sesuai dengan janji saya, saat kampanye silam. Dialog langsung dengan warga penting untuk mendapatkan input, masukan dan kebutuhan hingga harapan warga, sedikitnya enam bulan sekali," kata Eko Suwanto.

(KR-STR)