Kadin mengharapkan perbankan klasifikasikan kredit pinjaman modal

id Kadin

Kadin mengharapkan perbankan klasifikasikan kredit pinjaman modal

Kadin DIY (Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Kamar Dagang dan Industri Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan perbankan dapat mengklasifikasikan jenis pinjaman modal bagi pelaku usaha kecil, menengah, dan besar.

"Jangan disamaratakan pinjaman modal untuk usaha kelas besar dan kecil," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta Gonang Djuliastono di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia perbankan selama ini cenderung lebih mengutamakan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha yang dinilai lebih tua dan mapan, sedangkan usaha kecil masih dipersulit.

Padahal, menurut Gonang, seharusnya para pelaku usaha kecil dapat didorong menjadi besar dengan cara memberikan kemudahan akses permodalan selain juga kemudahan dalam mengurus perizinan usaha.

"Seharusnya pelaku usaha pemula dapat dibantu dengan memperingan persyaratan," kata dia.

Meski demikian, dia mengingatkan, di sisi lain pelaku usaha juga harus memiliki kesiapan sebelum mengajukan pinjaman modal. Pinjaman modal yang sudah didapatkan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin hanya untuk pengembangan usaha.

"Soalnya memang kadang ada pengusaha yang belum siap, malah membelanjakan modal untuk kebutuhan lain," kata dia.

Menurut Gonang bunga kredit pinjaman bagi UMKM di Indonesia hingga saat ini masih terbilang tinggi yakni mencapai 13-14 persen. Padahal di negara tetangga seperti Singapura, bunga kredit pinjaman usaha hanya berkisar 5 persen.

"Kalau (bunga kredit) tinggi seperti ini bagaimana kita bisa mengejar ketertinggalan?," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) DIY, Prasetyo Atmosutedjo mengatakan Kredit pinjaman dengan suku bunga tinggi, menurut dia, justru rentan menyebabkan kredit macet.

Sementara hampir 50 persen UMKM di lima kabupaten/kota di DIY mengandalkan kredit pinjaman perbankan.

"Penyebab kredit macet itu karena terlalu tinggi bunganya, sebab mereka sulit memperoleh profit yang memadai," kata dia.

Menurut dia, pemerintah perlu memberikan keringanan khusus kredit pinjaman kepada pelaku UMKM, dibanding kredit pinjaman lainnya, apalagi untuk DIY saja, menurut dia, 99 persen lapangan kerja didominasi oleh UMKM.

"UMKM merupakan penopang perekonomian negara terbesar, sehingga perlu dibantu," kata dia.

(L007)