Kurikulum studi teologi Indonesia digunakan di Eropa

id kurikulum

Kurikulum studi teologi Indonesia digunakan di Eropa

Azyumardi Azra (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Ogroseno mengatakan kurikulum studi teologi Indonesia mulai digunakan di Eropa untuk memecahkan persoalan toleransi di negara-negara setempat.

"Kami tawarkan kurikulum studi teologi untuk mengurangi persoalan toleransi di Eropa," kata Arif Havas seusai menjadi pembicara dalam Forum Asia Afrika 2015 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.

Arif mengatakan saat ini negara-negara di Uni Eropa sedang mengalami persoalan toleransi, seperti munculnya gerakan partai kanan yang mengkampanyekan gerakan anti masyarakat asing dan anti Islam. Gerakan itu antara lain ada di Belanda, Prancis, Inggris, Jerman, dan Yunani.

"Itu adalah persoalan baru di Eropa yang pemerintah setempat kebanyakan tidak mengetahui cara mengatasinya," kata dia.

Oleh sebab itu, kata Arif, Indonesia yang dianggap sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, dan negara dengan kadar toleransi yang tinggi mencoba menawarkan bantuan melalui kurikulum studi teologi

Kurikulum studi teologi tersebut disusun oleh cendekiawan muslim, Azyumardi Azra yang juga mantan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pelatihan penerapan kurikulum tersebut, menurut dia, berlangsung selama satu bulan dengan pemaparan desain kurikulum, metode pengajaran, serta referensi profesor yang dapat mengajarkan kurikulum tersebut.

"Kami merasa terpanggil dan ingin menunjukkan peran kepemimpinan Indonesia dalam keberagaman dan toleransi," kata dia.

Menurut dia, kurikulum tersebut diterapkan pertama kali untuk program pascasarjana di Fakultas Teologi di Universitas Katolik Leuven di Belgia, dan mendapatkan respons positif dari universitas lain yang siap menerapkan kurikulum serupa.

"Responnya sangat baik, dan banyak yang mendaftar untuk menggunakan kurikulum itu," kata dia.

(L007)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024