Alumni Lemhannas belajar Keistimewaan DIY

id lemhannas

Alumni Lemhannas belajar Keistimewaan DIY

Lemhannas (Foto lemhannas.go.id)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Alumni Lembaga Ketahanan Nasional Angkatan III/2015 menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono untuk belajar soal Keistimewaan DIY dalam mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketua Angkatan III Almumni Lemhamnas 2015 Prof Mukti Mubarok di Yogyakarta, Sabtu, mengatkan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono adalah guru bangsa.

"Kita semua tahu, Sultan Hamengku Buwono X punya banyak pengalaman, satu kehormatan dari bagi kami mengenal lebih dekat pemikiran tokoh reformasi, bagaiamana pemimpin bisa lahir dekat dari Yogyakarta," kata Mukti Mubarok.

Saat ini, menurut Mukti, kapasitas partai politik (parpol), kualitas pemimpin parpol peningkatan, bagaimana parpol bisa berfungsi ideal. Selama ini, ada pertarungan kepentingan dari berbagai kelompok yang butuh terfasilitasi dalam kinerja.

"Pengalaman DIY penting jadi refleksi bersama dalam menjaga keistimewaan dan kebangsaan," katanya.

Melalui dialog, kata dia, peserta ingin belajar bagaimana Yogyakarta dengan keistimewaan, berkontribusi kepada NKRI. Bagaimana peran Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks kebangsaan membawa bangsa ini, bisa menumbuhkan nasionalisme. Dialog yang dipandu langsung Didik Purwadi, Asekda Perekonomian DI Yogyakarta itu berlangsung hangat.

Alumni Lemhannas yang juga Politisi Muda PDI Perjuangan yang sekarang menjabat Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menyatakan dalam kunjungan dan dialog jadi bagian reuni selama 3 hari di Yogyakarta sengaja diisi dengan�dialog, audiensi juga�study tour.

"Ini bagian sekaligus menghidupkan Yogyakarta. Sebanyak 30 orang alumni dari berbagai penjuru Tanah Air, ada dari Papua, Jakarta, Jawa Barat, Lampung dan wilayah lain. Semoga acara-acara seperti ini banyak dilakukan di Yogyakarta. Dampak ekonominya positif untuk masyarakat," kata Eko.

Eko mengatakan alumni Lemhannas ada berbagai asal parpol, yang bersama berupaya menjaga kebangsaan sekaligus belajar mengelola negeri dan berkontribusi kepada republik. Peserta bersama-sama punya komitmen untuk menjaga ke Indonesiaan, menjaga kebangsaan.

"Kalau, selama ini muncul dinamika politik, ke depan ada keinginan untuk bersama-sama dalam bingkai kebangsaan. Parpol memperkuat komitmen untuk mengedepankan kepentingan bangsa diatas segala galanya. Kita punya komitmen kuat untuk wujudkan Indonesia sebagai pemimpin dunia. Dunia yang adil makmur tanpa eksploitasi kapitalisme," kata Eko Suwanto.

Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik hadirnya alumni Lemhanas dari berbagai daerah tersebut. Sultan HB X menyatakan rasa kebangsaan harus selalu tumbuh sebagai satu kesadaran hingga menjadi rasa nasionalisme.

"Kalau ada dinamika, saya kira sesuai tantangan zaman, nasionalisme kalau di birokrasi ya bagaimana antipenipuan, antikorupsi, antiketerbelakangan, di dalam birokrasi bisa mewujud," kata Sultan.

Sultan HB X menekankan pula pentingnya kesadaran kewilayahan, sebagai pemimpin daerah misalnya tidak terpaku pada soal wilayah daratan semata, tapi juga strategi kemaritiman. Sebagai negara maritim, harus belajar dari negeri sendiri, tidak bisa dari negara lain.

"Saya sedih, saat ada kepala daerah dapat pendidikan di luar negeri di suruh menulis kondisi kota di Tanah Air, paper itu tidak pas dalam sistem pendidikan, melaporkan kondisi wilayah dia, sering tidak menyadari ada masalah baru, membuka peta kondisi wilayah sendiri, yang begini tidak perlu berlanjut," kata Sultan HB X.
KR-STR
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024