Disdikpora fokus sukseskan wajib belajar 12 tahun

id wajib belajar

Disdikpora fokus sukseskan wajib belajar 12 tahun

Kegiatan belajar mengajar (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olrahraga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, fokus menyukseskan program wajib belajar 12 tahun, mengingat angka sekolah di wilayah tersebut masih rendah.

"Program wajib belajar 12 tahun baru bisa menyentuh rata-rata 7,9 tahun. Wilayah Gunung Kidul masih terendah karena rata-rata di provinsi di angka 10,9 tahun," kata Sekretaris Disdikpora Gunung Kidul Bahron Rosyid di Gunung Kidul, Minggu.

Namun demikian, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir perkembangang pendidikan di Gunung Kidul cukup signifikan. Di tingkat nasional angka rata-rata sekolah hanya di bawah angka tujuh tahun.

"Kami akan fokus mengejar daerah lain, dan fokus menyukseskan program wajib belajar 12 tahun," katanya.

Menurut dia, ada dua faktor menyebabkan angka sekolah masih rendah.

Faktor pertama dikarenakan minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi masih rendah. Terlebih lagi untuk penghitungannya dititik beratkan kepada penduduk yang berusia di atas 15 tahun, jelasnya.

"Faktor yang kedua banyak dipengaruhi warga yang merantau, dan proses perpindahan itu didominasi penduduk yang memiliki pendidikan minimal SMA," kata Bahron.

Untuk mengejar ketertinggalan dengan daerah lain, Bahron mengajak semua pihak membantu Disdikpora. "Ini bukan masalah pendidikan semata karena juga berkaitan dengan peluang kerja," katanya.

Sementara itu, Kepala Disdikpora DIY Baskara Aji mengatakan ada dua wilayah di DIY yang rataan sekolahnya masih rendah, yakni Gunung Kidul dan Kulon Progo. "Ada dua di Kulon Progo dan Gunung Kidul. Namun perkembangan Gunung Kidul sudah cukup baik bahkan terus meningkat, saya yakin bisa mengejar daerah lain," katanya.

Ia berharap dengan pencapaian pendidikan yang baik, maka akan mendukung program DIY sebagai salah satu terbaik di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, DIY saat ini fokus mengembangakan pendidikan berbasis budaya.

"Dengan pendidikan berbasis budaya, kami memiliki ciri khas dan karakter tersendiri," kata Baskara.***4***

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024