Petani tembakau Sleman tidak terpengaruh hujan

id tembakau

Petani tembakau Sleman tidak terpengaruh hujan

Petani tembakau sedang menyiram tanamannya (Foto antaranews.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Petani tembakau di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan penanaman bibit dan tidak terpengaruh hujan yang masih turun di wilayah tersebut.

"Kami tidak terlalu mengkhawatirkan hujan yang masih turun pada awal musim kemarau ini. Meskipun hujan turun pada masa tanam, tidak akan terlalu berdampak pada pertumbuhan bibit tembakau," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Sleman Suwarji, Minggu.

Menurut dia, hujan yang masih turun diperkirakan tidak banyak menimbulkan masalah terhadap bibit tembakau yang baru ditanam.

"Masa tanam awal ada dua pilihan, yaitu sekitar 30 Mei dan 15 Juni. Tapi, untuk petani di Sleman paling banyak memilih menanam pada Juni," katanya.

Ia mengatakan pertumbuhan bibit tembakau jika terkena hujan tidak akan rusak. Berbeda ketika sudah menginjak usia 1,5 bulan, maka bisa dipastikan akan mengalami gagal panen.

"Penanaman tembakau juga membutuhkan sedikit air. Tapi kalau usia tanamnya sudah 1,5 bulan, dan terjadi hujan maka dipastikan gagal," katanya.

Suwarji mengatakan, pada usia tersebut akan dialami pada Juli hingga Agustus. Baru kemudian, September masa penjualan kepada pabrik-pabrik.

"Kalau hujan sampai Juli, bisa dikatakan DIY dan Jawa Tengah tanaman tembakaunya gagal panen," katanya.

Ia mengatakan dengan kondisi cuaca yang normal pada Juli dan Agustus diharapkan petani tembakau bisa merasakan panen dengan kualitas yang baik.

"Sejak dua tahun terakhir banyak petani tembakau yang gagal panen, kualitas tembakau tidak terlalu bagus," katanya.

Panenan pertama tembakau yang menghasilkan kualitas grade G dijual dengan harga kisaran Rp140 ribu per kilogram.

"Tetapi jika dibandingkan pada 2011, harganya masih sangat jauh. Pada saat itu harga bisa menginjak angka Rp200 ribu per kilogram," katanya.

Sementara itu, staf Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Indah Retno Wulan mengatakan, pada April 2015 memang banyak terjadi gangguan cuaca jangka pendek. Akibatnya musim kemarau sempat mundur.

"Prediksi terakhir, kemarau akan dirasakan di daerah selatan DIY pada satu dasarian, yaitu antara 1-10 Mei. Kemudian di wilayah tengah, mulai dua dasarian, antara 11-20 Mei," katanya.

Menurut dia, untuk wilayah Sleman terutama bagian utara musim kemarau akan terjadi pada akhir Mei.***3***

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024