Menhan: Indonesia harus antisipasi perang asimetris

id Menhan

Yogyakarta (Antara Jogja) - Indonesia harus mewaspadai dan mengantisipasi perang asimetris yang dapat terjadi pada masa damai maupun masa perang, kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

"Kunci keberhasilan dalam perang asimetris adalah keunggulan teknologi informasi dan komunikasi," katanya dalam sambutan yang dibacakan Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Timbul Siahaan di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Senin.

Pada pembukaan "Cyber Defence Competition (CDC) 2015", ia mengatakan dengan perangkat yang unggul dan ketersediaan sumber daya manusia yang andal dan berkualitas, Indonesia diharapkan mampu menangani berbagai ancaman yang berdimensi siber.

"Saya berharap CDC dapat dijadikan momentum langkah awal untuk meningkatkan keahlian dan profesionalisme peserta dalam bidangnya," katanya.

Menurut dia, melalui kegiatan tersebut diharapkan juga semakin membentuk karakter sumber daya manusia yang berjiwa patriotisme dan memiliki rasa cinta Tanah Air yang tinggi serta siap mengabdikan diri sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Dengan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi yang dilandasi jiwa patriotisme dan rasa cinta Tanah Air khususnya dari komunitas teknologi informasi dan komunikasi, Indonesia dapat menjaga kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman berdimensi siber.

"Dengan kualitas dan karakter tersebut negara dan bangsa ini akan bangkit menjadi negara yang semakin kuat dan disegani," katanya.

Ketua Panitia CDC 2015 Brigjen TNI Jumadi mengatakan kompetisi itu sebagai wadah positif untuk menggali dan mencari sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang pertahanan siber, membangun jejaring siber, dan membangun potensi pertahanan siber.

"Kompetisi itu mengangkat tema `Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi Dunia Maya (Cyber) Dalam Rangka Sistem Pertahanan Negara`," katanya.

Menurut dia, peserta kegiatan itu sebanyak 36 tim terdiri atas 16 tim kategori umum, lima tim kategori pelajar, dan 15 tim dari TNI. Tim sebanyak itu merupakan hasil seleksi dari 206 tim pada babak penyisihan.

"Materi lomba meliputi forensik, `penetration test`, `computer network defence`, dan `capture the flag`," katanya.

(B015)