DIY gencarkan operasi beras sintetis

id beras

DIY gencarkan operasi beras sintetis

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta mulai menggencarkan operasi beras di sejumlah pedagang beras di lima kabupaten/kota untuk memastikan adanya beras sintetis.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM) DIY, Riyadi Ida Bagus Salyo Subali di Yogyakarta, Kamis, mengatakan operasi itu digelar bersama Bulog DIY, serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY.

"Mulai hari ini (Kamis) sampai nanti ada informasi dari Bekasi terkait kepastian ditemukannya beras sintetis, akan terus kami lakukan sidak," kata dia.

Operasi beras itu , kata dia, atara lain dilakukan di empat pasar induk, tiga di Kota Yogyakarta, dan satu di wilayah Prambanan, serta beberapa gudang beras.

Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan kepada dinas perdagangan di masing-masing kabupaten untuk melakukan upaya serupa.

Menurut dia, untuk menguji beras, tim melakukan uji sampel dengan metode membakar sampel beras. Dengan membakar sampel akan terdeteksi beras tersebut mengandung plastik (sintetis), atau tidak.

Namun, Meski seluruh sampel telah dilakukan pembakaran, dia mengatakan, secara keseluruhan tidak ada yang terindikasi mengandung plastik seperti dugaan yang ditemukan di Bekasi beberapa waktu lalu.

"(Sampel beras) yang mencurigakan atau yang tidak mencurigakan seluruhnya kami bakar, dan tidak satu pun mengandung plastik," kata dia.

Dia optimistis persediaan beras di DIY tidak akan terkontaminasi beras sintetis. Apalagi beras di DIY rata-rata dipasok dari petani lokal DIY sendiri.

"Karena DIY termasuk daerah surplus beras. Kalau masih mengambil dari luar juga biasanya dari Klaten dan Muntilan," kata dia.

Meski demikian, menurut dia, masyarakat tetap perlu melakukan pengamatan secara mandiri terhadap kemungkinan ditemukannya beras sintetis yang diduga berasal dari Tiongkok itu.

"Masyarakat dapat melakukan pengecekan sediri misalnya melalui cara yang kami lakukan (membakar). Atau diamati saat direbus, jika tidak menyatu dengan air maka patut dicurigai," kata dia.

(L007)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024