Indonesia dinilai potensial terus pimpin kemitraan Asia-Afrika

id Asia-Afrika

Yogyakarta (Antara Jogja) - Indonesia memiliki potensi terus memimpin kemitraan Asia-Afrika apabila mampu merealisasikan peran mendorong perdamaian antarnegara, kata Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan A Agus Sriyono.

"Tergantung apakah Indonesia mampu membawa negara-negara Asia-Afrika yang bersengketa menuju perdamaian, atau tidak," kata Agus saat memberi pemaparan dalam Lokakarya "Peran Kepemimpinan Indonesia Dalam Kemitraan Asia-Afrika: Implementasi dan Tindak Lanjut Bandung Message Melalui Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular" di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat.

Menurut Agus, kepemimpinan Indonesia dalam mendorong perdamaian itu misalnya diwujudkan dengan memediasi koflik di Laut China Selatan yang melibatkan negara Tiongkok, Vietnam, Filipina, Kamboja, dan Brunei Darussalam.

"Apalagi saat ini terjadi defisit kepercayaan antarnegara-negara yang berkonflik," kata dia.

Menurut dia, Indonesia memiliki posisi strategis karena tidak memiliki kepentingan dalam klaim Laut China Selatan itu. "Sehingga dengan semangat "Bandung Message" harus mampu memimpin dalam mengatasi persoalan itu," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, peran kepemimpinan Indonesia dalam kemitraan Asia-Afrika juga perlu ditunjukkan dalam mendukung terealisasinya kemerdekaan Palestina seutuhnya.

Menurut dia, upaya itu saat ini akan diwujudkan dengan rencana pendirian Kantor Konsulat Honorer Indonesia untuk Palestina di Ramalah."Tinggal nanti akan mampu terealisasi atau tidak mengingat upaya itu tentu tidak mudah," kata dia.

Sementara terakhir, peran kepemimpinan juga harus diperlihatkan Indonesia dengan mengoordinasikan kembali negara-negara Asia-Afrika untuk memberantas terorisme dan mendorong perdamaian baik di Irak, Suriah, Afghanistan, serta Yaman.

"Kepiawaian dalam penanganan terorisme misalnya seperti yang ditunjukkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan program deradikalisasi, serta dialog antarumat beragama," kata dia.

(L007)