Logo "Jogja Istimewa" diharapkan bermanfaat bagi pariwisata

id jogja istimewa

Logo "Jogja Istimewa" diharapkan bermanfaat bagi pariwisata

"Jogja Istimewa" (Foto Istimewa)

Jogja (Antara Jogja) - Logo baru "Jogja Istimewa" diharapkan bukan sekadar simbol, tetapi juga bermanfaat bagi perkembangan sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Perkembangan itu diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata pakar ilmu komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) Iwan Awaluddin Yusuf di Yogyakarta, Jumat.

Oleh karena itu, kata dia, tindak lanjut pascasosialisasi logo baru itu sangat penting. Keberhasilan "branding" sebuah kota sangat bergantung pada sejauh mana upaya yang ditempuh untuk membumikan logo tersebut di tengah masyarakat dan "stakeholder".

"Tantangan pascapeluncuran `brand` baru `Jogja Istimewa` itu terletak pada tahap sosialisasi logo kepada masyarakat sehingga bisa diaplikasikan ke berbagai `platform` yang ada," katanya.

Menurut dia, tantangan lain adalah bagaimana menerapkan filosofi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan apa yang diharapkan sang perancang. Untuk benar-benar bisa menyampaikan maksud filosofi yang terkandung dalam logo diperlukan sosialisasi yang intensif dan berkesinambungan.

"Misalnya, ketika masyarakat Yogyakarta ditanya orang luar atau wisatawan, apa maksud istimewa, mereka dapat memberi jawaban yang relatif seragam satu sama lain karena telah memiliki kesamaan persepsi," katanya.

Hal itu, kata dia, tentu membutuhkan kerja keras dan kekompakan dari segenap elemen masyarakat Yogyakarta, tidak hanya pemerintah.

"Pemilihan `tagline` istimewa sangat menarik karena selain mewakili ciri khas Yogyakarta juga cukup sederhana, berasal dari bahasa Indonesia, dan mudah diucapkan oleh siapapun termasuk wisatawan asing," katanya.

Ia mengatakan Yogyakarta ibarat Indonesia mini yang mempertemukan akar kultural dan semangat modernisme yang mampu berpadu secara harmonis.

"Branding sebuah kota merupakan hal lazim yang telah banyak ditempuh oleh kota-kota besar di seluruh dunia untuk berbagai kepentingan. `Branding` sebagai equitas atau citra merek mencerminkan identitas dan keunikan suatu kota yang membedakannya dari kota-kota lain," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, sebelum merumuskan "branding" kota perlu dilakukan "mapping survey" untuk memetakan keunikan kota sekaligus menjaring pendapat masyarakat lokal dan pihak eksternal mengenai kota itu.

"Tim perancang telah cukup baik memetakan keunikan Yogyakarta yang kemudian difilosofikan ke dalam logo. Puncak keberhasilan sebuah `brand` adalah terciptanya `top of mind` atau tertanamnya nama `brand` itu di dalam benak konsumen secara luas," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024