Gunung Kidul (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengawasi jalur distribusi beras di perbatasan, menindaklanjuti temuan dugaan beras bercampur plastik di Kecamatan Rongkop.
Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen pada Disperindagkop-ESDM Kabupaten Gunung Kidul Supriyadi di Gunung Kidul, Sabtu mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan adanya temuan beras yang diduga plastik oleh warga Kecamatan Rongkop.
"Kami sudah datang ke warga yang melaporkan adanya beras yang diduga berasal dari plastik tersebut," kata Supriyadi.
Supriyadi mengatakan pihaknya sudah melakukan uji dengan membakarnya, namun belum bisa memastikan apakah beras tersebut berasal dari plastik atau tidak. "Belum bisa dipastikan, masih kami tunggu hasil laboratorium dinkes," katanya.
Supriyadi mengatakan pihaknya lalu menelusuri pedagang di sekitar Kecamatan Rongkop untuk mengetahui jalur distribusi. "Dari penuturan pedagang, beras diperoleh dari Pati, Jawa Tengah. Kecamatan Rongkop ada di wilayah perbatasan, jadi distribusinya langsung masuk," kata dia.
Salah seorang pedagang Irma mengatakan pihaknya mendapatkan pasokan dari Pati, Jateng, karena memang jalur distribusi langsung. Kecamatan Rongkop merupakan wilayah perbatasan dengan Jateng.
"Saya mendapatkan pasokan sebesar 25 sak per minggu dari distributor di Pati," katanya.
Namun demikian, dirinya mengaku tidak mengetahui apakah beras yang dijualnya merupakan beras platik atau bukan. Menurut dia, sudah bertahun-tahun menjual beras tidak ada keluhan dari konsumen. "Selama ini, belum pernah ada keluhan dari konsumen," katanya.
Salah seorang warga Duwet, Karangwuni, Rongkop, Sunarmo menemukan beras mencurigakan yang diduga bercampur dengan beras plastik, bila dikonsumsi menyebabkan sakit perut.
Ia mengatakan kecurigaan beras yang dibelinya dari sebuah warung ketika dimasak memiliki tekstur yang berbeda dengan beras yang selama ini dia konsumsi.
Beras dengan merek "Raja Lele" ini, sudah dibeli sejak 5 Mei di sebuah warung didesanya. "Saya belinya 10 kg untuk mencampur beras hasil panen, agar lebih pulen saat dikonsumsi," kata Sunarmo.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Jokowi: Bantuan pangan beras tergantung APBN
Kamis, 4 April 2024 12:55 Wib
Dinas Perdagangan Kulon Progo memastikan stok beras surplus 10.167 ton
Selasa, 2 April 2024 22:24 Wib
TPID sebut stok beras di Bantul aman jelang Lebaran
Selasa, 26 Maret 2024 20:00 Wib
Pemkab Gunungkidul menyalurkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah
Selasa, 26 Maret 2024 5:07 Wib
Sleman memberikan subsidi untuk beras dan telur
Senin, 25 Maret 2024 18:19 Wib
Pemkab Sleman bersama BI pantau ketersediaan beras menjelang Lebaran 2024
Selasa, 19 Maret 2024 13:36 Wib
RI akan impor 22.500 ton beras dari Kamboja
Senin, 18 Maret 2024 15:20 Wib
Pemkab Gunungkidul mendistribusikan bantuan beras kepada 4.683 KPM
Senin, 18 Maret 2024 14:08 Wib