Bupati Gunung Kidul instruksikan jajarannya merazia pasar

id beras

Bupati Gunung Kidul instruksikan jajarannya merazia pasar

Ilustrasi (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Bupati Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menginstruksikan kepada seluruh jajaran terkait untuk segera merazia pasar tradisional guna mengantisipasi beredarnya beras sintetis.

"Saya sudah dengar informasi mengenai penemuan dugaan beras sintetis di Kecamatan Rongkop," kata Bupati Badingah di Gunung Kidul, Sabtu.

Ia mengatakan pemkab akan mengambil langkah serius dengan merazia seluruh pasar tradisional karana kalau benar beredar beras sintetia di Gunung Kidul bisa merugikan masyarakat.

"Saya sudah perintahkan kepada dinas terkait untuk segera merazia pasar karena ini maslah serius terkait kesehatan," kata dia.

Badingah mengatakan pihaknya akan memerintahkan jajarannya untuk mengusut jalur distribusi beras tersebut. "Kami akan usut tuntas masalah distribusi beras ini. Saya kemarin mendapatkan informasi tersebut langsung memerintahkan dinas terkait untuk mengecek," katanya.

Ia menambahkan pemkab melakukan koordinasi dengan kepolisian Polres Gunung Kidul untuk melakukan pengawasan maupun pemantauan di lapangan.

"Di wilayah perbatasan akan kami awasi, terlebih Kecamatan Rongkop merupakan wilayah perbatasan denga Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata politisi perempuan dari PAN ini.

Sekretaris Disperindagop Gunung Kidul Anwarul Jamal mengatakan pihaknya belum melakukan uji laborat karena temuan Jumat (22/5) petang. Pihaknya sudah mengambil sampel beras tersebut untuk dibawa ke laboratorium.
"Belum dibawa ke Laboratorium BPPOM DIY karena sudah petang, kebetulan akhir pekan," kata Jamal.

Ia menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah beras tersbeut merupakan beras sintetis atau bukan. Namun demikian, pihaknya berharap masyarakat selalu mewaspadai adanya beras yang tidak layak konsumsi tersebut. "Masyarakat tetap harus mewaspadai peredaran beras sintetik," kata dia.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024