Desa Tamanmartani olah limbah jadi pupuk murah

id penolahan pupuk

Desa Tamanmartani olah limbah jadi pupuk murah

Pengolahan pupuk organik dari limbah kotoran sapi dan sampah di Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman. (Foto Antara/ Victorianus)

Sleman, (Antara Jogja) - Pemerintah Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memelopori pembuatan pupuk murah yang terbuat dari limbah kotoran sapi dan sampah yang ada di wilayah tersebut.

"Ide pembuatan pengolahan limbah menjadi pupuk murah ini karena adanya keprihatinan mahalnya harga pupuk dan keinginan petani di sini untuk mengurangi penggunaa pupuk kimia," kata Kepala Desa Tamanmartani Gandang Harjananta, Senin.

Menurut dia, pupuk hasil olahan kotoran sapi dan sampah ini dijual murah kepada para petani dan sebagian ada yang dijual ke luar wilayah.

"Harga pupuk ini sangat terjangkau, hanya Rp500 perkilogram," katanya.

Ia mengatakan, pengolahan pupuk limbah ini juga dikerjakan oleh para pemuda Karang Taruna Desa Tamanmartani dengan bantuan peralatan dari Kementerian Perindusterian pada 2014.

"Limbah kotoran sapi dan sampah dikumpulkan dari kandang sapi seluruh warga di Dusun Babrik, kemudian dilakukan vermentasi terlebih dahulu agar kering dan tidak berbau," katanya.

Proses selanjutnya, kotoran yang sudah kering di masukkan ke dalam enam mesin, termasuk mesin penggiling.

"Dari seluruh proses ini akan menghasilkan butiran pupuk, setelah itu kemudian dilakukan pengemasan dalam karung masing-masing seberat 20 kilogram. Seluruh proses menggunakan mesin hingga proses pengepakan," katanya.

Gandang mengatakan, mesin pengolahan pupuk organik ini mampu memproduksi satu ton pupuk organik dengan delapan jam kerja sehari.

"Diharapkan dengan produksi ini kebutuhan pupuk murah tidak hanya dinikmati warga Desa Tamanmartani saja, namun bisa lebih luas lagi memasarkan ke sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan, sebelumnya mesin-mesin pengolah pupuk ini sempat mangkrak karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan warga.

"Namun berkat keinginan yang kuat dari warga dan karang taruna, akhirnya mereka belajar untuk dapat mengoperasikannya, sehingga saat ini banyak memberi manfaat ekonomi bagi warga," katanya.***1***

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024