Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyediakan kuota siswa dari luar kabupaten ini sebanyak 20 persen dalam penerimaan peserta didik baru tingkat sekolah menengah atas 2015.
"Kuota siswa dari luar Bantul seluruhnya sebanyak 20 persen yang dibagi ke semua sekolah SMA baik negeri maupun swasta," kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah Atas Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Bantul Suhirman di Bantul, Selasa.
Menurut dia, di Bantul ada sebanyak 35 SMA yang terdiri dari 19 SMA negeri dan 16 SMA swasta yang tersebar di 17 kecamatan, namun kuota siswa luar daerah yang dibebankan masing-masing sekolah tidak sama tergantung lokasi maupun pertimbangan tertentu.
Ia mengatakan, seperti kuota siswa luar daerah yang dibebankan SMA di wilayah perbatasan dengan kabupaten dan kota di DIY seperti Sedayu, Kasihan, Banguntapan dan Sewon maksimal 60 persen, sedangkan di wilayah perkotaan rata-rata lima sampai sepuluh persen.
"Kuota siswa luar daerah 60 persen untuk SMA perbatasan ini bertujuan agar daya tampung yang tersedia di sekolah bersangkutan seratus persen terpenuhi, apalagi ada siswa dari kota (Yogyakarta) misalnya, dengan nilai bagus bisa ditambung," katanya.
Sebab menurut Suhirman, jumlah siswa lulusan sekolah menengah pertama (SMP) sederajat di Bantul tidak sebanding atau lebih lebih sedikit ketimbang jumlah daya tampung siswa baru SMA tahun ini yang berjumlah 4.384 siswa untuk seluruh Bantul.
"Ada selisih antara jumlah lulusan SMP dengan daya tampung SMA, itu belum kalau ada siswa Bantul mendaftar ke sekolah di kota, namun kami tetap sosialisasi ke masyarakat bahwa sekolah di Bantul pun bagus, kalau bisa jangan `lari` ke kota," katanya.
Sementara itu, kata dia, untuk pelaksanaan peserta didik baru (PPDB) 2015 tingkat SMA di wilayah Bantul waktunya belum ditentukan kapan, sebab pihaknya masih menunggu kesepakatan jadwal pelaksanaan dari dinas pendidikan di Kota Yogyakarta.
"Untuk jadwal PPDB tingkat SMA memang belum, karena harus disamakan dengan di Yogyakarta, namun perkiraannya antara tanggal 23 Juni sampai 3 Juli 2015, pokoknya harus menunggu dari Yogyakarta," katanya.***4***
(KR-HRI)
Berita Lainnya
50 kepala SMA/SMK Kulon Progo menjadi agen informasi cegah kekerasan anak
Rabu, 6 Maret 2024 19:15 Wib
Ruang ketiga di dunia pendidikan sangat penting, tegas pakar
Minggu, 25 Februari 2024 5:39 Wib
Sekolah tindak tegas pelaku perundungan, pinta legislator
Selasa, 20 Februari 2024 16:05 Wib
Balai Dikmen Kulon Progo meminta SMA/SMK bentuk tim pencegahan kekerasan
Senin, 12 Februari 2024 23:05 Wib
Pelajar Indonesia peroleh bantuan 900 sertifikat BNSP
Kamis, 25 Januari 2024 5:36 Wib
Naik, bantuan PIP 2024 untuk SMA/SMK di Indonesia
Rabu, 24 Januari 2024 3:10 Wib
20 persen kecamatan tak miliki SMA/SMK negeri
Jumat, 12 Januari 2024 17:19 Wib
144 kecamatan bakal miliki SMA/SMK negeri
Rabu, 10 Januari 2024 5:17 Wib