Masyarakat Gunung Kidul mulai beli air bersih

id air bersih

Masyarakat Gunung Kidul  mulai beli air bersih

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki enam mobil tangki yang digunakan untuk mengirimkan air kepada masyarakat. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Masyarakat Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai membeli air bersih dari pihak swasta dengan harga per tangki ukuran 5.000 liter Rp140 ribu.

Salah satu warga Panggang, Rino, di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan pembelian air ke swasta ini karena ada masalah jalur distribusi PDAM ke wilayah Panggang selama pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

"Senin kemarin, kami membeli dari tangki swasta dengan harga Rp140 ribu," kata Rino.

Dia mengatakan pembanguanan JJLS menyebabkan PDAM harus mengubah jalur distribusi, sehingga jalur distribusi terganggu.

"Informasi yang kami terima, jalur PDAM dialihkan sehingga memang terganggu. Selain itu, pada musin penghujan, di wilayah Panggang jarang turun hujan, sehingga persediaan air terganggu," katanya.

Rino mengatakan di wilayah Panggang bila musim kemarau memang sudah menjadi langganan membeli air dari tangki swasta. Masyarakat hanya mengandalkan bak penampungan air hujan (PAH).

"Bak penampungan tidak mencukupi air sepanjang musim kemarau karena hanya mampu bertahan selama beberapa pekan. Oleh sebab itu kami harus membeli air dari tangki swasta dengan harga bervariasi tergantung jaraknya," kata Rino.

Ia mengatakan, selain membeli sebagian warga memilih menggantungkan dari bantuan pemerintah dan swasta. "Banyak warga yang menggantungkan dari penyaluran pemerintah," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Gunung Kidul Dwi Warna Widi Nugraha mengatakan pihaknya menunggu laporan dari pihak desa terkait lokasi mana yang sudah membutuhkan air.

"Penyalurannya situasional, menunggu permintaan dari desa," kata Dwi.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul menganggarkan penyaluran air bersih ke wilayah yang dilanda kekeringan pada 2015 sebesar Rp 600 juta. Dana ini lebih rendah Rp200 juta dibandingkan tahun lalu.

"Tahun ini memang anggaran untuk penyaluran air bersih turun Rp 200 juta," kata Dwi Warna.

Menurut dia, penurunan anggaran ini kemungkinan karena penyerapan anggaran 2014 hanya tersisa Rp200 juta. Sehingga pemotongan anggaran dilakukan. Dana sebesar ini untuk pembelian air, operasional tangki termasuk pembelian BBM.

"Tahun lalu anggaran Rp800 juta tidak habis dan masih tersisa Rp200 juta," katanya.***4***

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024