Rumah tahan gempa tetap dibarengi kemampuan mitigasi

id tahan gempa

Rumah tahan gempa tetap dibarengi kemampuan mitigasi

Ilustrasi gempa bumi (Foto antaranews.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Kesadaran masyarakat terhadap bangunan tahan gempa tetap perlu dibarengi dengan kemampuan dalam mitigasi bencana karena gempa bumi besar yang dialami Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2006 tetap berpotensi terjadi.

"Meskipun saat ini masyarakat sudah mulai sadar akan bahayanya, yaitu dengan konstruksi rumah yang standar tahan gempa, namun pelatihan mitigasinya perlu diasah secara berkesinambungan," kata Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Bambang Subagyo, Kamis.

Menurut dia, rumah-rumah warga, terutama yang berada di Kabupaten Bantul, mayoritas sudah sesuai standar konstruksinya, namun mitigasi bencana yang dimiliki masyarakat perlu terus diasah.

"Seperti apa yang harus dilakukan ketika berada di dalam rumah, saat terjadi gempa. Harus lewat pintu mana untuk menyelamatkan diri atau ketika berada di gedung tinggi dan tak sempat keluar, harus bagaimana," katanya.

Ia mengatakan, ketika gempa terjadi, namun tidak sempat keluar dari rumah, lebih baik berlindung di kolong meja yang kuat. Atau bisa juga di bawah bantal, untuk mengantisipasi ada ternit atau bangunan yang terjatuh.

"Pengetahuan dan kemampuan seperti itu perlu terus dilatih dan disampaikan terus menerus kepada generasi selanjutnya. Terutama bagi mereka yang tidak mengalami peristiwa pada 2006 harus terus diberi pengatahuan, jangan sampai terputus," katanya.

Bambang mengatakan, bencana gempa dengan skala besar masih mengancam DIY dan tidak dapat diprediksi dan ditentukan kapan waktunya.

"DIY berada di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi. Sewaktu-waktu gempa besar akan terulang lagi. Dan sampai kini belum ada penelitian ilmiah yang sanggup memprediksi kapan waktunya," katanya.

Ia mengatakan, salah satu faktornya potensi gempa di DIY tersebut karena ada lempengan di Samudera Hindia, antara Australia dengan Pulau Jawa.

"Ketika ada yang sudah tak kuat dengan bebannya, maka terjadi patahan yang menyebabkan terjadinya gempa dengan skala besar," katanya.

Gempa bumi 2006, sedikitnya menewaskan empat ribu orang di DIY, terutama di Kabupaten Bantul yang paling parah terkena dampaknya.***4***

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024